Bagikan artikel ini :

Kasih dan Respek

Efesus 5:25-33

Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
- Efesus 5:33

Satu kalimat dari sampul buku berjudul Sacred Marriage, karya Gary Thomas, selalu terngiang di kepala saya: Bagaimana seandainya Tuhan merancang pernikahan lebih untuk menguduskan kita daripada untuk menyenangkan kita? Kalimat ini secara tidak langsung ingin menyatakan bahwa tujuan pernikahan bukan semata-mata untuk menyenangkan diri. Pernikahan adalah spiritual tertinggi dari segala macam relasi yang ada di dunia karena di dalam pernikahan pasangan suami istri saling menguduskan melalui dinamika
yang terjadi di dalamnya.

Firman Tuhan hari ini menyampaikan alasan kenapa seorang istri harus tunduk kepada suami dan sebaliknya suami harus mengasihi istri. Ketundukan istri bukan suatu ketundukan buta seperti yang dipahami sebagian orang, melainkan ketundukan yang didasarkan kasih dan respek kepada Kristus. Ketundukan yang sesuai dengan nilai-nilai firman Tuhan. Begitu juga dengan kepemimpinan suami, bukanlah kepemimpinan yang otoriter, melainkan suatu kepemimpinan yang meneladani kasih Kristus kepada jemaatnya. Ini sangat penting menjadi dasar dalam relasi suami istri. Kasih Kristus begitu kuat bahkan ketika manusia berdosa dan tidak setia kepada Tuhan. Kasih inilah yang menjadi teladan bagaimana suami mengasihi istri.

Prinsip kasih dan respek adalah rahasia kelanggengan pernikahan keluarga Kristen di tengah-tengah gempuran tren perceraian di dunia. Begitu banyak alasan untuk bercerai
dimunculkan. Mereka menyorot perbedaan-perbedaan, kelemahan-kelemahan atau cara berkomunikasi dari pasangannya. Bersyukur kita memiliki panutan utama, yaitu Kristus.
Coba bayangkan jika Kristus mengambil keputusan untuk “bercerai” dengan kita karena alasan dosa-dosa kita? Sungguh tidak dapat dibayangkan. Tanpa Kristus, kita tidak akan
mampu untuk mengasihi dan menghargai pasangan kita.

Mari mendoakan pernikahan kita—berapa pun usia pernikahan kita, yang baru menikah ataupun belasan puluhan tahun—supaya sebagai suami, kita tetap dilimpahi dengan kasih Kristus dan sebagai istri, kita diteguhkan untuk selalu respek kepada suami sesuai kebenaran firman. Jika kita belum menikah, berdoalah agar dimampukan menyiapkan diri menjadi pribadi terbaik dan pasangan yang berkenan di hadapan Tuhan. Marilah menyediakan waktu untuk berdoa bagi keluarga atau rekan-rekan kita yang sedang mengalami pergumulan dalam pernikahan supaya tetap memelihara dan mempraktikkan kasih dan respek.


Refleksi Diri:

  • Apa yang membuat Anda, yang sudah menikah, kehilangan kasih dan respek terhadap pasangan?
  • Bagaimana Anda, yang belum menikah, mempersiapkan diri agar menjadi pasangan yang memiliki kasih dan respek terhadap pasangan Anda nanti?