Bagikan artikel ini :

Kasih kepada yang asing

Kisah Para Rasul 17:22-28

Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
- 1 Tesalonika 2:8

Rasul Paulus berada di antara orang-orang asing, penduduk kota Atena. Ia tidak tahu kondisi tempat itu, ia tidak mengenal penduduknya. Paulus pun tidak dikenal. Namun, ia merasa yakin bahwa Allah menuntunnya ke sana. Ia tahu Allah hadir di sana. Bahwa Allah juga mengasihi mereka dan ingin mereka juga mendengar Kabar Keselamatan. Paulus punya kasih kepada orang Atena, yang bahkan baru dijumpainya. Mengapa ia bisa punya perasaan seperti itu? Apakah Anda pernah berada di tengah lingkungan orang yang belum percaya? Bagaimana perasaan Anda terhadap mereka?

Kasih yang dimiliki Rasul Paulus adalah kasih tanpa memandang suku, ras, atau agama. Kasih itu didorong oleh kasih Allah yang ada dalam dirinya. Kasih itu melampaui batas lahiriah. Pikirkan sejenak, selama ini Anda mengasihi orang lain atas dasar apa? Apakah karena mereka keluarga Anda? Sesuku? Seagama? Atau alasan lainnya yang sesungguhnya tidak tepat. Kasih Paulus tersebut juga didasari alasan bahwa semua manusia di muka bumi ini adalah anak-anak Allah (ay. 28). Allah tidak membeda-bedakan manusia atas dasar perbedaan fisik. Mengapa kita seringkali pilah-pilih dalam mengasihi?

Kasih sejati tidak berhenti pada perasaan tetapi berlanjut pada tindakan. Kasih kepada bangsa asing mendorong Rasul Paulus untuk memberitakan Injil kepada mereka. Memberitakan Injil adalah ungkapan kasih yang besar dan tulus. Oleh karena tanpa Kristus mereka tidak akan selamat, maka kita juga ingin mereka berbagian dalam keselamatan itu. Sepanjang menjadi orang Kristen, apakah Anda punya kerinduan agar mereka yang belum pernah mendengar Injil, mendengarnya melalui kesaksian Anda?

Kesadaran untuk memberitakan Injil adalah ungkapan hati yang telah disentuh oleh kasih Allah. Kasih agung yang sudah dialami tidak mungkin terkurung dalam hati kita. Kasih itu akan meluap keluar, memancar, dan menerangi orang-orang lain. Kasih itu akan dibagikan, diwartakan, bukan disimpan hanya untuk diri sendiri. Yuk, bagikan kasih Yesus kepada mereka yang belum merasakan dan mengalami betapa besar kasih-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah menerapkan kasih tanpa memandang suku, ras atau agama mereka?
  • Sudahkah Anda membagikan Injil berdasar pada kasih kepada mereka yang belum diselamatkan?