Bagikan artikel ini :

Kasih Setia Tuhan Selalu Ada

Ratapan 3:18-26

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
- Ratapan 3:22-23

Apa yang terjadi jika kita bisa melihat masa depan? Bagi kita yang memiliki masa depan cerah, tentu akan bersemangat dan memiliki pengharapan karena tahu seperti apa kehidupan kita nanti. Namun, bagaimana jika kita tahu masa depan kita suram? Tentu kita akan menjadi putus asa dan mungkin berniat segera mengakhiri hidup. Kita berpikir, buat apa susah-susah berjuang kalau akhirnya tidak ada kesuksesan.

Untungnya, kita tidak bisa melihat masa depan. Kita “buta” dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Di dalam kondisi ini, kita tentunya masih bisa memiliki pengharapan akan masa depan. Sayangnya, terkadang ada orang yang pesimis dengan masa depannya karena melihat kondisi saat ini. Ia melihat masa depan tidak ada harapan karena kesulitan dan pergumulan masa kini.

Nabi Yeremia mengalami pergumulan yang dalam. Ia melihat kondisi bangsa Israel yang mengalami kehancuran dan pembuangan akibat dosa-dosa yang mereka lakukan. Ia meratap dan menangisi umat yang mengalami penderitaan. Meskipun berada di dalam situasi sulit, ia masih memiliki pengharapan. Yeremia tahu bahwa Allah sudah memilih bangsa Israel sebagai umat kesayangan-Nya sehingga takkan pernah meninggalkan mereka. Kasih setia-Nya selalu ada dan baru bagi bangsa Israel. Yeremia percaya bahwa Allah tetap memberikan masa depan yang indah bagi mereka.

Sebagai anak anak Allah yang telah ditebus oleh darah Kristus dan diberikan jaminan kemenangan seiring dengan kebangkitan Tuhan Yesus, kita seharusnya percaya bahwa kita selalu mempunyai pengharapan. Bukan karena kita bisa menjamin masa depan kita sendiri dengan kepandaian, kekayaan atau kekuasaan kita, melainkan karena Allah yang telah memilih dan menjadikan kita umat-Nya adalah Allah yang setia.

Saudara-saudaraku, jika kita saat ini diizinkan mengalami pergumulan dan penderitaan, yakinlah bahwa Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Terlebih saat kita memasuki tahun baru ini, marilah menatap tahun baru di dalam pengharapan kepada Allah yang setia seperti yang Yeremia sampaikan, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yer. 29:11).

Refleksi Diri:

  • Apa pergumulan yang pernah membuat Anda kehilangan pengharapan akan masa depan? Bagaimana respons Anda saat itu?
  • Bagaimana janji pengharapan pada kedua ayat di atas, dapat menguatkan dan menyakinkan Anda?