Bagikan artikel ini :

Kasih yang tak terukur

Yohanes 3:14-21

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
- Yohanes 3:16

Suasana begitu ramai. Ada yang repot dengan barang bawaannya, ada yang lari terburu-buru. Seorang bapak membuka dompet dan menyelipkan beberapa lembar uang kertas merah di tangan anaknya. Buat saya, mengamati suasana di bandara menimbulkan cerita tersendiri. Ada yang cemas, ada yang bahagia, ada yang sedih karena berpisah dengan orang yang dikasihi seperti saya ini. Berat rasanya berpisah dengan anak saya di Surabaya karena harus kembali ke Bandung. Hati separuh di sana dan separuh di sini. Aah, lebay dueeh.. hehehe…

Padahal masih sama-sama di Bumi Pertiwi, Indonesia.
Saya jadi berpikir bagaimana ya perasaan Allah Bapa sewaktu harus berpisah dengan Anak-Nya. Dia di sorga, sementara Anak-Nya di dunia. Allah Bapa tahu Anak-Nya akan mengalami derita tak terhingga. Aah, entah tak terbayang bagaimana hati Bapa dan betapa menyiksanya perpisahan Yesus dengan Bapa-Nya itu. Kepergian Yesus ke dunia bukan untuk melarikan diri, bukan untuk rekreasi, tetapi untuk Anda dan saya, manusia yang sering tidak tahu berterimakasih ini.

Apakah kita rela melepaskan orang yang kita kasihi jika kita tahu bahwa kepergiaannya itu adalah kepergian untuk “mengantar nyawa”. Ia harus siap meregang nyawa melalui proses yang amat menyiksa. Apakah Anda tega dan rela?

Kepedihan karena berpisah dengan orang yang kita kasihi, tidak ada apa-apanya dibanding dengan perpisahan Allah Bapa dan Anak-Nya.
Seberapa besar kasih Allah? Kasih Allah teramat luas, tak terukur, menjangkau semua orang. Allah “mengaruniakan” Anak-Nya sebagai korban penghapus dosa manusia di atas kayu salib. Dari hati Allah yang penuh kasih mengalir kasih yang mendamaikan manusia. Kasih yang tidak ingin melihat manusia binasa, melainkan kasih yang menawarkan hidup kekal nanti bersama-Nya di Kerajaan Sorga.

Oh Tuhan, ajar kami untuk tidak terus-menerus menyakiti hati-Mu ketika kami mulai meragukan kebesaran kasih-Mu. Tolong kami untuk tidak mengecewakan-Mu, ketika mulai malas merenungkan firman-Mu dan bercakap-cakap dengan-Mu. Sadarkan kami supaya bisa melihat dan menyadari betapa tak terukurnya kasih-Mu. Terima kasih Tuhan atas kasih besar-Mu!

Refleksi Diri:

  • Apa yang Anda rasakan saat harus berpisah dengan seseorang yang begitu Anda kasihi? Dapatkah Anda memahami perasaan Allah Bapa?
  • Ketika Anda menyadari betapa besar kasih Allah, apa yang akan Anda lakukan untuk membalas kasih-Nya?