Bagikan artikel ini :

Kebencian Allah

Mazmur 5:1-7

Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan.
- Mazmur 5:6

Ciri khas kekristenan adalah kasih. Allah itu kasih dan kita juga harus mengasihi. Akan tetapi, Mazmur 5:6 mengatakan Tuhan itu membenci. Bagaimana mungkin?

Masalahnya ada pada definisi kita tentang kebencian dan kemarahan. Kita biasa dengan definisi bahwa benci mengandung maksud membalas yang jahat dengan yang jahat. Sedangkan dalam bahasa Alkitab, kebencian Allah tidak menyiratkan arti kehendak untuk membalas dendam. Kebencian yang dimaksud bukan dalam arti kehendak jahat yang tidak terkendali. Kebencian Allah terhadap dosa tidaklah pernah bersifat merusak dan di luar akal sehat. Kebencian bukan kekuatan yang mengendalikan diri-Nya tetapi alat untuk menjalankan kehendak-Nya. Kalau Allah membenci dosa, bukan berarti Ia kehilangan belas kasihan.

Kebencian dan kemarahan Allah adalah akhir dari sikap “diamnya” Allah. Ada saat ketika Allah tidak lagi bisa diam diri dan pasif melihat ketidakadilan, kejahatan, dan segala macam dosa. Meskipun Allah itu kasih dan sabar, tetapi ada saatnya Dia murka terhadap dosa. Allah bukan pribadi tanpa perasaan atau emosi. Justru jika Allah tidak bereaksi atau beremosi apa-apa terhadap dosa, ini menjadi masalah. Mustahil Dia membiarkan dosa terus terjadi tanpa berbuat apa-apa dengan alasan kasih. Allah punya emosi tetapi yang membedakannya dengan emosi manusia adalah emosi Allah terukur dan terkendali oleh kasih dan keadilan- Nya. Jika Allah membenci dan marah terhadap dosa, justru itu adalah tanda Dia masih peduli kepada manusia.

Implikasinya bagi kita adalah jangan main-main dengan Allah dan dosa. Allah adalah kasih tetapi juga kudus dan adil. Dia panjang sabar tetapi bukan berarti tanpa batas. Ada saatnya Allah murka dan menghukum. Oleh karena itu, mari jalani kehidupan dengan waspada. Waspada itu bukan takut, melainkan berhikmat dan sadar sepenuhnya akan apa yang kita pikirkan dan perbuat. Kita memilih jalan hidup yang lurus dan menjauhi yang bengkok. “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya;” (Mzm. 37:27).

Refleksi diri:

  • Adakah selama ini dosa yang kurang serius (main-main) Anda tangani? Segera bertobat dan berbalik kepada Tuhan Yesus.
  • Apa yang ingin Anda lakukan supaya tetap waspada terhadap kemungkinan dosa?