Bagikan artikel ini :

Kebencian yang Mematikan

2 Samuel 17:1-14

Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku. Mazmur 41:10

Nama Ahitofel mungkin asing untuk sebagian besar kita. Singkatnya, ia adalah penasihat Raja Daud yang memiliki hikmat yang luar biasa. Ahitofel adalah penasihat kepercayaan Daud. Namun, ia akhirnya justru membelot dan bersekongkol dengan Absalom, anaknya Daud. Pertanyaanya, kok bisa Ahitofel tega membelot seperti itu? Apakah karena kuasa yang dimilikinya kurang? Apakah karena uang? Kita harus melihat lebih jauh silsilah keluarganya, baru bisa memahami mengapa Ahitofel bisa berkhianat kepada Daud.

Ahitofel memiliki anak bernama Eliam (2Sam. 23:34) yang termasuk daftar pahlawannya Daud. Kemudian, Eliam mempunyai anak perempuan bernama Batsyeba, yang diambil begitu saja oleh Daud dengan menghancurkan rumah tangga Batsyeba dan membunuh suaminya, Uria. Inilah motif utama dari pengkhianatan Ahitofel, dendam.

Keluarga Ahitofel sudah mengabdi sepenuhnya kepada Daud, tapi Daud sampai hati menginginkan Batsyeba. Daud pasti tahu, Batsyeba adalah cucu Ahitofel. Akibat dendam kesumat, cara pembalasan Ahitofel lebih kejam lagi (2Sam.16:20-22). Ia menasihati Absalom untuk meniduri gundik-gundik Daud di depan seluruh orang Israel. Bahkan Daud sendiri pun ketakutan luar biasa ketika tahu Ahitofel bersekongkol dengan Absalom (2Sam.15:31).

Ini kisah tragedi yang memalukan di dalam sejarah kerajaan Israel. Pembalasan dendam yang keji. Pengampunan yang tidak pernah bisa diberikan oleh Ahitofel. Pembalasan berkali-kali lipat yang dilakukannya ternyata menuai kegagalan, sampai-sampai akhirnya ia sendiri malu dan menggantung diri di rumahnya (2Sam.17:23).

Anda mungkin pernah disakiti begitu dalam oleh seseorang. Mungkin dendam itu tetap membara sampai hari ini dan Anda masih menunggu kesempatan pembalasan datang. Lihatlah kembali kisah Ahitofel yang memilukan dan berakhir memalukan tadi. Sepatutnya kita sadar bahwa kesalahan Daud adalah urusannya Tuhan. Allah sudah menghukum dan mengampuni Daud. Menyimpan dendam sama dengan menyimpan penyakit. Karena itu, hendaklah Anda memberikan pengampunan dengan pertolongan Roh Kudus yang akan melegakan hati Anda. Ketika Anda sulit mengampuni, pandanglah kembali salib Kristus. Di salib itulah kita sepatutnya dihukum. Kita yang tidak pantas diampuni tapi karena pengorbanan Yesus kita dilayakkan untuk menerima pengampunan.

PENGHUKUMAN ADALAH HAK DAN KEDAULATAN TUHAN. MANUSIA TIDAK BERHAK MAIN HAKIM SENDIRI.