Bagikan artikel ini :

Kehancuran Iman, Kehancuran Generasi

Bilangan 25:1-9, 16-18

Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? 2 Korintus 6:14

Apa kesan Anda ketika membaca kisah yang tercantum di dalam Bilangan 25? Keji, kejam? Kok orang hanya mau menikah dengan yang beda bangsa dibunuh dan diberi tulah? Saya ingin mengatakan bahwa apa yang sesungguhnya terjadi tidak sesederhana yang kita lihat di permukaan.

Pertama, jelas bahwa Tuhan sudah melarang bangsa Israel kawin campur dengan bangsa lain (Kel. 34:12-16). Mengapa? Bukan soal rasis tetapi soal menjaga kemurnian iman. Hal serupa juga ditegaskan Rasul Paulus dalam Perjanjian Baru (2Kor. 6:14-15). Pernikahan beda iman lebih banyak mendatangkan akibat buruk daripada akibat baik.

Kedua, Balak, raja Moab dalam pasal 22-24 sudah menyewa Bileam untuk mengutuk bangsa Israel. Bileam gagal melakukannya karena Tuhan mengubah kutuk menjadi berkat. Apakah Balak menyerah? Tidak. Atas nasihat Bileam, muncul strategi baru (bdk. Bil. 31:16). Strategi baru itu adalah menggerakkan perempuan-perempuan Moab untuk mengundang pria Israel hadir dalam festival agama Baal. Setelah upaya menyewa Bileam mengutuk Israel gagal, Moab memakai senjata baru: merusak rohani orang Israel. Moab tahu bahwa Israel itu kuat karena hubungannya kuat dengan Allah. Bagaimana membuat hubungan itu lemah? Dengan membuat Allah murka dan menghukum mereka. Bagaimana caranya membuat Allah murka? Yaitu dengan membawa mereka menyembah berhala. Jadi peristiwa ini adalah upaya penghancuran iman yang terencana. Bukan peristiwa yang terjadi kebetulan atau alamiah.

Jangan anggap remeh pernikahan beda iman. Menikah dengan pasangan beda iman menjadi awal dari kehancuran hubungan dengan Allah. Jangan biarkan anak-cucu kita demi asal dapat jodoh (apalagi karena alasan kaya, ganteng, cantik, pendidikan tinggi) menjual iman mereka. Upaya penghancuran iman melalui pernikahan seringkali tidak disadari orang Kristen. Karena alasan cinta maka iman pun dikorbankan. Sebagai orangtua, kita harus mendidik anak-cucu kita untuk mengutamakan Allah lebih daripada jodoh. Jodoh penting tetapi jangan dianggap lebih penting daripada iman kepada Kristus.

PERNIKAHAN BEDA IMAN MENJADI CELAH UNTUK MUNCULNYA PERPECAHAN DI DALAM KELUARGA.