Bagikan artikel ini :

Kelas sabar sang guru

1 Tesalonika 5:12-20

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
- 1 Tesalonika 5:18

Suatu kali saya membongkar koleksi foto-foto jadul saya. Banyak kisah terekam di sana dan membuat saya merenung. Juni 2009 kami baru pulang dari Tiongkok ke Bandung. Tahun itu merupakan tahun yang berat buat saya karena baru dua bulan berada di Bandung, saya harus menjalani operasi berulang-ulang dan hampir mati.

Apa yang keluar dari mulut saya ketika melihat foto-foto saya sedang terbaring tak berdaya, ditempeli banyak selang? Saya cuma bisa mengucap syukur kepada Tuhan, “Engkau sungguh baik, Tuhan.” Kok bisa? Ya, sebuah proses belajar bersyukur.

Kalau bukan karena sakit itu, mana bisa saya dapat cuti dua tahun penuh. Dua tahun saya tak berdaya. Bangun tidur, duduk harus dibantu orang lain. Harus pakai kursi roda atau tongkat, dan tak bisa berbuat apa-apa. Hanya baca Alkitab, baca buku, berdoa dan belajar berkebun. Saya belajar sabar, tahu diri, tanpa bantuan orang lain saya tak berdaya. Tanpa Tuhan saya binasa. Bersyukur untuk masa-masa itu karena melaluinya saya bisa belajar sabar.

Orang-orang sering bertanya kepada saya, bagaimana bisa bertahan dengan semua penderitaan berat ini? Berdamai dengan keadaan! Sabar dan bersyukur! Tentu sulit. Awalnya saya berontak, marah, tidak sabar, dan kecewa. Namun, sikap itu justru membuat saya makin berat dan menderita. Tidak mudah bagi saya berdamai dengan keadaan bahwa ada Tuhan, yang turut terlibat dalam kelemahan tubuh saya. Tuhan izinkan saya mengikuti “kelas sabar” ini. Bersyukur Tuhan itu baik. Saya berterima kasih karena kalau bukan Tuhan, saya tidak akan mampu bertahan.

Apakah Anda sedang menghadapi jalan berliku, gelap, terjal, dan emosi mulai bergejolak? Selamat yah! Anda sudah terpilih menjadi siswa Sang Guru di “kelas sabar” Jangan geram dulu karena itu justru membuat jalan Anda bertambah berat. Belajar berdamai dengan keadaan dan naikan ucapan syukur. Guru Anda, Tuhan Yesus, sedang mengajar dan mendidik Anda menjadi murid yang handal. Welcome, murid baru!

Refleksi Diri:

  • Kapan terakhir kali Anda mampu bersikap sabar atas kesulitan hidup yang Anda alami? Apa yang memampukan Anda untuk bersabar?
  • Bagaimana cara Anda berdamai dengan keadaan? Sudahkah Anda melibatkan Tuhan Yesus dalam hal tersebut?