Bagikan artikel ini :

Keluar Dari Zona Nyaman

1 Samuel 22:1-5

Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: “Janganlah tinggal di kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda.” Lalu pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret.
- 1 Samuel 22:5

Akhirnya Daud dapat kesempatan untuk hidup tenang setelah drama di depan Ahimelekh dan Raja Akhis. Sampailah ia di gua Adulam dan kemudian pindah ke Moab. Di Moab ia diterima baik, mungkin karena buyut Daud (Boas dan Rut) adalah orang Moab. Orangtuanya menetap di sana, sedangkan Daud sendiri tinggal di kubu gunung. Ini tempat yang aman. Namun, hidup tenang Daud tidak berlangsung lama. Nabi Gad menyampaikan dua pesan kepadanya. Pertama, jangan tinggal di kubu gunung. Kedua, pulang ke tanah Yehuda.

Perintah pertama mengandung pengertian agar Daud jangan terus tinggal dalam zona nyaman. Kubu gunung adalah zona nyaman bagi Daud. Zona nyaman itu enak sekaligus berbahaya. Zona nyaman membuat hidup terasa tenang sekaligus membuat hidup mandeg. Tidak maju-maju. Kalau ada masalah juga tidak selesai-selesai karena didiamkan. Ya, zona nyaman memang nyaman, tetapi apakah itu yang Tuhan kehendaki bagi kita? Misalnya, apakah ibadah online lebih baik daripada onsite? Waspadalah terhadap bahaya di balik zona nyaman yang tidak kita sadari.

Perintah kedua adalah pulang kembali ke tanah Yehuda, tempat di mana Daud seharusnya berada. Nabi Gad seolah hendak mengatakan, “Tempatmu bukan di sini, Daud. Pulanglah ke tempat asalmu. Hadapi kenyataan. Jangan lari! Ada tugas yang harus kamu lanjutkan.” Meskipun Daud sudah diurapi sebagai raja, ia tidak bisa hanya duduk-diam menunggu jabatan itu jatuh kepadanya. Ia tidak bisa terus lari dari musuh yang dihadapinya, yaitu Saul. Tuhan memanggil orang percaya agar keluar dari zona nyaman kehidupan dan aktif serta giat bekerja melayani Tuhan. Rasul Paulus di usia lanjut pun tetap ingin berkarya. “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah” (Flp. 1:22a).

Jika Paulus yang sudah tua saja terus aktif bekerja, apalagi Anda yang masih muda. Selama masih ada kesempatan, lakukan pekerjaan yang menghasilkan buah, yaitu buah-buah kebajikan. Singkirkan pikiran untuk tinggal di zona nyaman. Bangkit dan buatlah hidup Anda berdampak.

Refleksi Diri:

  • Apa zona nyaman yang menghalangi Anda untuk bekerja melayani Tuhan?
  • Bagaimana cara Anda keluar dari zona nyaman kehidupan?