Bagikan artikel ini :

Kemerdekaan Yang Benar

Yohanes 8:30-36

Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
- Yohanes 8:31-32

Berbicara mengenai kemerdekaan di dalam Kristus, kita bisa melihatnya dari dua sisi ekstrim. Sisi pertama adalah kemerdekaan liar karena beranggapan sudah ditebus, Tuhan pasti mengampuni dosa-dosa. Tidak apa hidup dalam dosa terus, pasti diampuni. Ini bukanlah pikiran yang sudah merdeka, pikirannya hidup dalam dosa adalah kebebasan. Sisi kedua adalah seseorang yang secara pengetahuan mengerti bahwa Tuhan Yesus sudah menebus dosa-dosanya, tetapi hidupnya seakan-akan masih dalam penjajahan dosa. Ia seringkali tertuduh atas dosa-dosa masa lalu. Hidupnya terjebak pada rasa bersalah, merasa tidak cukup layak untuk mengikuti Yesus sehingga pada akhirnya tidak melakukan apa pun. Kedua ekstrim pemikiran ini akan menghambat pertumbuhan murid Kristus malah sangat mungkin tidak bertumbuh.

Prof. Sen Sendjaja dalam bukunya Menghidupi Injil dan Menginjili Hidup berkata, “Kita telah dibangkitkan dari kematian rohani, mengapa masih pakai baju orang mati? Kita sudah dimerdekakan dari belenggu dosa, mengapa masih pakai baju tahanan?” Kebenaran Injil mengingatkan betapa bobroknya kita sampai-sampai tidak mungkin bisa menyelamatkan diri sendiri. Namun, Injil juga mengingatkan betapa berharganya kita sampai Kristus datang ke dalam dunia dan memberikan hidup-Nya supaya kita merdeka.

Jika tidak pernah dimerdekakan Kristus, mustahil kita menjadi murid-Nya. Jika seringkali merasa belum benar-benar merdeka, kita akan sulit bertumbuh di dalam Kristus. Kita menyangkali dan tidak paham bahwa Kristus sudah menyelamatkan kita sehingga merasa tidak berdaya terhadap dosa, seolah-olah tidak memiliki kebebasan untuk tidak berbuat dosa. Ingat, Kristus sudah menyelesaikan masalah terbesar kita, yaitu dosa. Kebebasan sejati bukanlah kebebasan untuk melakukan apa pun yang kita inginkan, tetapi kebebasan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Itulah kebebasan sejati, melakukan apa yang
seharusnya kita lakukan untuk menyenangkan Tuhan.

Manusia adalah sasaran empuk untuk digoda jatuh ke dalam dosa. Namun, ada perbedaan saat dulu sebelum mengenal Kristus dengan sekarang di dalam Kristus. Kita sudah merdeka, bisa berjuang untuk menolak dan melawan dosa. Jangan terus-menerus hidup dalam dosa. Jika kita terjatuh, bertobatlah. Lawanlah godaan dosa. Kita bisa menang karena Kristus.


Refleksi Diri:

  • Apakah ada dosa sama yang Anda lakukan terus menerus sampai saat ini?
  • Apakah Anda percaya bisa menang melawan dosa? Mengapa?