Bagikan artikel ini :

Kenangan Manis Bersama Pasangan

Kidung Agung 1:12-17

Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.
- Yeremia 2:2b

Anda mungkin pernah mendengar curhat seseorang yang telah lama menikah, mengeluh demikian, “Kok bisa ya aku menikah dengan orang seperti itu?” Atau mungkin malah Anda sendiri pernah mempertanyakan hal yang sama. Ketika teringat akan pasangan Anda, kenangan apa yang muncul dalam benak Anda? Kenangan indah atau buruk?

Gadis Sulam berada di kamarnya. Salomo sibuk di mejanya, entah sedang bertemu dengan penasihat-penasihatnya atau bekerja. Ketika tidak bersama kekasihnya, si gadis tetap memikirkannya. Bukan kenangan buruk yang diingatnya, melainkan kenangan indah, kenangan harum bagaikan minyak narwastu di dada. Gadis-gadis pada zaman itu memang mengenakan minyak narwastu sebagai kalung. Begitu berharga dan mahal minyak narwastu sampai disisipkan di dada dan terus dikenakan bahkan ketika tidur. Minyak narwastu juga dipakai Maria untuk mengurapi Tuhan Yesus (Yoh 12:1-8).

Kenangan manis merupakan hal yang penting di dalam hubungan suami-istri. Tidak hanya membuat hidup terasa manis, kenangan manis juga membuat Anda bertahan dalam bahtera pernikahan ketika permasalahan melanda hubungan, ketika gesekan dan keretakan terjadi dalam relasi, ketika jarak baik batin maupun fisik memisahkan. Kenangan indah adalah salah satu yang bisa mempertahankan ikatan batin Anda dengan pasangan. Inilah yang akan menjadi sulut api asmara seumur hidup Anda.

Jangankan manusia, Tuhan sendiri menyimpan kenangan-kenangan manis dengan umat-Nya, yakni bangsa Israel. Terlepas dari pelacuran mereka terhadap dewa-dewa lain atau ketegartengkukan mereka, Tuhan mengingat kasih mula-mula mereka, yakni ketika mereka berputar-putar di padang gurun sesudah keluar dari Mesir (Yer. 2:2). Jika Tuhan saja mengenang manisnya cinta awal umat-Nya, mengapa kita sebagai manusia, yang jauh lebih tidak setia dan tidak sabaran, merasa tidak perlu memiliki kenangan-kenangan indah?

Sama seperti Yesus yang mengingat kenangan manis bagaimana awalnya Petrus mengasihi-Nya dengan kasih semula meski akhirnya menyangkali-Nya. Kasih Yesus kepada Petrus ini, akhirnya mengubahkan dirinya menjadi murid yang tegar menghadapi tantangan pelayanan. Apakah pengalaman manis bersama pasangan benar menjadi kenangan berharga, yang akan menjadi kekuatan Anda saat menghadapi masa sulit?

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda memiliki kenangan manis bersama pasangan? Apakah kenangan tersebut membantu menguatkan Anda menghadapi badai dalam relasi Anda?
  • Jika Anda belum memiliki kenangan manis yang terpatri dalam jiwa, sediakan waktu untuk menghabiskan waktu bersama pasangan Anda.