Bagikan artikel ini :

Keracunan Dan Mabuk Agama

Lukas 18:9-14

Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini.
- Lukas 18:9

Mari perhatikan ayat emas di atas. Kok bisa ya ada orang model begini? Tentu bisa! Banyak orang bilang, “Saya kurang baik apa? Aku kurang sabar gimana?” Ketika kita bicara demikian, berarti kita merasa diri lebih baik dan lebih sabar dibanding orang lain. Kita menganggap diri benar sementara orang lain tidak benar. Kita merasa diri baik sementara orang lain dianggap tidak baik.

Inilah yang disebut keracunan agama. Aku merasa yang benar, kamu yang salah, maka aku berhak merendahkan kamu. Orang yang beranggapan seperti ini namanya mabuk agama karena aku taat agama dan kamu tidak taat agama maka aku bisa menindas dan main hakim sendiri terhadap kamu. Coba tunjukkan ayat Alkitab yang menyarankan kita boleh berlaku demikian? Tidak ada!

Jika aku tidak berbuat jahat dan taat beragama, bukan berarti aku berhak menyatakan diriku lebih baik dibandingkan orang lain. Kalau sampai seseorang punya pikiran demikian, itu sama dengan lawak rohani. Kita berperan sebagai “orang suci” yang memandang rendah orang lain.

Orang seperti ini bangga jika rajin datang beribadah di gereja, rutin memberi persembahan untuk gereja atau taat menjalankan aturan agama. Orang ini baik secara lahiriah tetapi di dalam doa ia merendahkan orang lain. Orang seperti ini berdoa sambil berdosa. Padahal doa yang baik haruslah merendahkan diri, bukannya merendahkan orang lain. Doa yang baik membuat kita sadar diri, bukannya malah nggak tahu diri. Fokus doa yang baik adalah Dia (Tuhan) bukannya Daku (diri sendiri).

Kalau ada orang rajin ibadah, rajin doa, rutin persembahan, rutin puasa, dan kegiatan agamawi lainnya tetapi suka merendahkan orang, orang seperti ini sedang tersesat di jalan yang benar. Jalannya benar tetapi fokusnya salah. Ia harus belajar mengalihkan fokus dari diri sendiri kepada Tuhan Yesus.

Bagaimana dengan kita? Marilah mengkoreksi diri. Dengan mulai bebenah hati, bebersih pikiran. Jangan berpikir aku baik, aku sudah taat beragama. Aku berdoa eh, tahunya Tuhan tidak kenal. Khan berabe tuh..!

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah terjerumus pada “mabuk” agama sehingga merasa diri lebih baik dan benar dibandingkan orang lain?
  • Bagaimana sikap doa Anda saat ini waktu datang menghadapi hadirat Tuhan Yesus?