Bagikan artikel ini :

Kerja buat Tuhan

Kolose 3:22-25

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
- Kolose 3:23

Mana yang merupakan pekerjaan rohani? Administrasi di gereja atau administrasi di bank? Penyambut tamu di gereja atau pelayan restoran? Menjemput jemaat atau menjemput tamu di bandara? Sering kali kita mengaitkan apa yang dikatakan rohani dengan hal-hal yang berbau gereja. Inilah yang acap kali menjadi kesalahan banyak orang Kristen, memisahkan pekerjaan rohani dengan pekerjaan sekuler. Akibatnya, ada pekerjaan-pekerjaan sekuler yang akhirnya dikerjakan bukan dengan cara-cara Kristiani. Padahal belum tentu pekerjaan atau pelayanan yang dilakukan di gereja itu pasti berkenan di hadapan Tuhan. Sebaliknya, pekerjaan sekuler di luar gereja bisa berkenan di hadapan Tuhan kalau dilakukan dengan segenap hati untuk Tuhan.

Saat Paulus menulis surat ini kepada jemaat Kolose, praktik perbudakan tersebar luas. Ada yang mengatakan bahwa hampir setengah dari kekaisaran Romawi dihuni oleh budak, termasuk di antaranya orang-orang Kristen yang bekerja sebagai budak. Buat para tuan, apa yang dikerjakan oleh budak adalah pekerjaan rendahan yang tidak mau mereka lakukan. Karena itulah mereka memakai budak.

Pekerjaan yang dilakukan para budak adalah pekerjaan yang tidak bergengsi sama sekali atau tidak ada nilainya di mata masyarakat elit. Namun, Tuhan Yesus mengatakan di ayat 22, supaya hamba-hamba menaati tuannya dengan dasar takut akan Tuhan. Jadi, meskipun pekerjaannya sebagai budak, tetap bernilai rohani di hadapan Tuhan. Perhatikan, pekerjaan tersebut tidak dilakukan di dalam gereja. Ingat kisah Yusuf yang berkarya di dalam berbagai area, saat jadi budak, saat di penjara, saat jadi pejabat, semuanya dilakukan untuk Tuhan.

Ini suatu refleksi penting bagi kita, apakah selama ini melakukan setiap pekerjaan sehari-hari kita dengan motif untuk Tuhan atau sekadar mencari uang? Apa pun profesi Anda, baik dokter, arsitek, ibu rumah tangga, notaris, mahasiswa, fotografer, pemusik, guru, pengusaha, dan yang lainnya, bekerjalah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan. Bekerjalah seakan Tuhan ada sebagai atasan Anda, melalui cara kerja, sikap, dan integritas Anda. Berkaryalah dengan maksimal melalui pekerjaan yang Yesus telah percayakan demi kemuliaan nama-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apa sikap dan cara kerja dalam profesi Anda yang tidak memuliakan Tuhan?
  • Melalui profesi Anda, apa yang bisa dilakukan supaya orang lain mengenal Kristus?