Bagikan artikel ini :

Kesederhanaan Yesus Kristus

Matius 27:57-60

Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga.
- Matius 27:57

Ada fenomena mengejutkan di tahun-tahun belakangan ini. Gaya hidup mewah menjerat orang untuk berbuat curang. Demi mengikuti tren berpakaian, ada orang-orang yang membeli pakaian-pakaian branded, mengenakannya, tapi hanya satu kali dan kemudian mengembalikan ke toko untuk refund. Perbuatan demikian termasuk penipuan.

Mari kita bandingkan dengan kehidupan Tuhan Yesus. Setelah kematian Yesus di atas kayu salib, muncul seorang bernama Yusuf dari Arimatea. Ia adalah anggota Sanhedrin dan termasuk orang yang tidak setuju untuk membunuh Yesus (Luk. 23:50-51). Yusuf yang kaya ini, kemudian merelakan tanah miliknya untuk jadi tempat menguburkan Yesus.

Kita bisa melihat fakta-fakta di dalam kehidupan Yesus:
(1) Yesus lahir di kota Betlehem, yang bukan sebuah kota penting di zaman-Nya.
(2) Bayi Yesus dibaringkan di palungan di sebuah pondok sederhana, bukan di rumah mewah di atas kasur empuk.
(3) Pada malam perjamuan, Yesus meminta murid-murid-Nya untuk meminjam sebuah ruangan. Ruangan itu dipakai jamuan makan sederhana bersama murid-murid-Nya, bukan rumah makan mewah.
(4) Setelah kematian, Yesus dikuburkan di kuburan milik orang lain, bukannya kuburan yang harganya mahal. Semua fakta ini menjelaskan bahwa Yesus adalah Tuhan yang mau merendahkan diri-Nya. Dia meninggalkan kekayaan sorgawi, mengosongkan diri-Nya turun ke dunia, dan rela menjadi miskin.

Saudaraku, Tuhan Yesus memberi teladan hidup sederhana semasa hidup di dunia. Hal itu dilakukan Yesus bukan karena Dia tidak mampu hidup mewah dan penuh glamor, melainkan supaya kita tidak ikut-ikutan bergaya hidup yang serba “wah” tersebut.

Yuk, koreksi diri. Apakah Anda juga terpacu untuk mengikuti tren terbaru dengan gaya hidup mewah? Identitas diri Anda tidak tergantung pada pakaian branded, tas limited-edition, maupun mobil luxury. Identitas diri Anda tidak ditentukan dari penampilan Anda. Identitas Anda ditentukan dan dikokohkan melalui karya Yesus sehingga kita dilayakkan menjadi anak-anak Allah. Hendaklah sebagai anak-Nya kita menjadi cermin atas jati diri-Nya sehingga orang-orang bisa melihat Yesus melalui diri kita.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana gaya hidup Anda sekarang? Apakah cenderung bergaya mewah atau terbiasa untuk hidup sederhana?
  • Apa perilaku dan gaya hidup Anda sudah mencerminkan jati diri Yesus?