Bagikan artikel ini :

Kesia-siaan mengandalkan manusia

Yeremia 17:5-8

Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!”
- Yeremia 17:5

Saya ingin Anda menjawab pertanyaan ini: Sebutkan satu tokoh Alkitab yang mengandalkan diri sendiri. Apakah Anda bisa menyebutkannya? Ya, Anda bisa menyebut Saul, Simson, dan beberapa raja-raja Israel. Saya angkat contoh Simson. Ia seorang yang sangat luar biasa. Ia kuat dan cerdas. Ia dipilih Tuhan sejak dalam kandungan ibunya dan dipakai Tuhan untuk mengalahkan bangsa Filistin. Namun, Simson gagal mempertahankan keistimewaan-keistimewaan itu.
Dalam satu peristiwa, ia jatuh ke dalam kecantikan dan rayuan Delilah. Ia membocorkan “rahasia kekuatannya”, yaitu rambutnya. Sebenarnya kekuatan Simson tidak terletak pada rambut panjangnya tetapi pada Roh Allah yang ada dalam dirinya.

Hanya sayangnya, sikap Simson tidak menunjukkan ia mengandalkan Allah. Takluknya Simson kepada Delilah adalah tanda ia gagal menaati Allah. Ia lebih percaya kepada diri sendiri. Ia juga percaya kepada Delilah yang dianggapnya bisa dipercaya.

Yeremia 17:5 memberi peringatan keras kepada orang yang mengandalkan manusia termasuk diri sendiri. Dengan mengandalkan manusia, ia tidak lagi mengandalkan Tuhan. Tuhan dianggap tidak perlu terlibat dalam kehidupannya. Dalam Yeremia 17:6 disebutkan konsekuensi dari sikap itu, “... ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik…” Sejarah bangsa Israel sudah membuktikan hal ini.
Mereka mengalami berbagai penderitaan hingga puncaknya dibuang ke negeri asing.

Mengandalkan manusia untuk sesaat waktu, kelihatannya menjanjikan pertolongan. Orang-orang yang kuat secara politik, kekuasaan, keuangan, militer untuk sejangka waktu mungkin bisa menolong kita. Namun, mereka juga manusia. Mereka punya kelemahan. Apa yang baik, yang mereka dapat lakukan hari ini, besok lusa mungkin tidak lagi dapat mereka perbuat bagi kita. Bahkan ketika mereka terjepit, kita mungkin akan ditinggalkan bahkan dikorbankan. Mereka pasti mementingkan diri.

Sekali lagi kita diingatkan, adalah lebih utama mengandalkan Tuhan Yesus dibanding manusia. Jangan sekali-kali mengandalkan manusia atau pada kekuatan dan kekayaan dunia. Percayakan hidup Anda di tangan-Nya, serahkan melalui doa setiap rencana dan keputusan yang Anda buat. Anda tidak akan menyesal.

Refleksi Diri:

  • Pernahkah Anda mengandalkan manusia dalam menyelesaikan masalah Anda?
  • Apakah Anda puas dengan apa yang dia atau mereka lakukan bagi Anda? Kenapa?