Bagikan artikel ini :

Kesia-siaan Usaha Manusia

Pengkhotbah 1:1-18

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.
- Pengkhotbah 1:2

Kalimat segala sesuatu adalah sia-sia harus dimengerti dengan benar. Pertama, apa yang dimaksud Pengkhotbah dengan “segala sesuatu”? Untuk memahaminya, konteks menjadi penting. Dalam ayat ke-3, Pengkhotbah mengatakan, “Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” Jadi “segala sesuatu” tidak berarti segala sesuatu yang ada di dunia dalam arti mutlak, tetapi merujuk pada segala usaha manusia di bawah matahari. Pengkhotbah tidak berkata bahwa percaya Tuhan adalah sia-sia atau bekerja bagi Tuhan adalah sia-sia. Tidak! Ia hanya berkata, segala usaha manusia yang dilakukan manusia di bawah matahari adalah sia-sia. Apa artinya “usaha manusia di bawah matahari”? Ini adalah istilah yang dipakai untuk mengatakan segala usaha manusia di dunia, yang dilakukan tanpa iman atau tanpa melibatkan Tuhan di dalamnya. Jadi, ketika manusia di dunia membanting tulang, bekerja dan berjerih payah dengan kekuatan mereka sendiri tanpa beriman kepada Allah, maka segala usaha mereka adalah sia-sia.

Kedua, apa maksud kata “sia-sia”? Di ayat 14, Pengkhotbah menjelaskan, “Segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.” Sia-sia diidentikkan dengan usaha menjaring angin. Menjaring angin adalah suatu kegiatan yang ada dan tidak ada. Kita dapat merasakan tiupan angin dan jaring bisa kita rasakan saat diterbangkan oleh angin. Namun, angin atau udara tidak pernah dapat diperangkap di dalam jaring. Jadi sia-sia bukan artinya tidak berarti atau tidak berguna, tetapi mempunyai arti tidak memiliki nilai kekal.

Kesimpulannya, segala sesuatu adalah sia-sia artinya segala usaha yang dilakukan manusia tanpa beriman, tanpa melibatkan Tuhan di dalamnya adalah usaha yang tidak memiliki nilai kekal. Usaha manusia dengan kekuatan diri sendiri begitu sementara. Hasilnya terasa saat masih di dunia, tapi sirna dan tidak memiliki nilai saat dalam kekekalan. Usaha manusia di bawah matahari, bisa saja berguna untuk dunia, tetapi tidak memiliki manfaat untuk hidup yang akan datang. Ayo, libatkan Tuhan Yesus dalam segala usaha yang Anda lakukan selama hidup di du nia. Jangan mengandalkan kekuatan Anda sendiri.

Refleksi Diri:

  • Apakah orang percaya juga dapat melakukan usaha tanpa melibatkan Tuhan di dalamnya? Mengapa?
  • Apa usaha selama di dunia yang dapat Anda lakukan untuk melibatkan Tuhan yang memiliki nilai kekekalan?