Bagikan artikel ini :

Ketabahan Dan Iman Orang-orang Kudus

Wahyu 13:1-10

Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.
- Wahyu 13:10

Filsuf dan teolog Kristen, Agustinus dari Hippo pernah berkata, “Mereka yang jatuh, jatuh karena kehendak diri sendiri; mereka yang bertahan, bertahan karena kehendak Allah.” Satu kalimat yang begitu jelas menyatakan ketabahan orang-orang kudus (perseverance of the saints). Orang-orang kudus mampu bertahan sampai akhir, bukan karena kekuatan diri mereka sendiri, tetapi karena penopangan Allah. Jika tidak ada kekuatan dan perlindungan dari Allah, niscaya mereka akan gagal dalam perjalanan iman menghadapi penganiayaan dan penderitaan. Kebenaran ini terungkap jelas di dalam Wahyu 13.

Wahyu 13 menceritakan bagaimana Allah mengizinkan Iblis dan pengikut-pengikutnya untuk menganiaya orang-orang percaya. Yohanes melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, seperti monster campuran antara macan tutul, beruang, dan singa (ay. 1-2). Monster ini adalah lambang berbagai kerajaan dunia yang menganiaya orang-orang percaya. Si naga memberikan kuasanya kepadanya (ay. 2). Ini menyatakan bahwa di balik kerajaaan-kerajaan tersebut ada kuasa Iblis. Mereka memiliki kuasa, sekalipun terluka tetapi bisa sembuh kembali (ay. 3). Oleh karena itu, mereka membuat orang-orang dunia terkagum-kagum dan menyembahnya (ay. 4). Karena itulah, mereka menjadi sombong dan menghujat Allah (ay. 5-6).

Namun, Allah tetap berdaulat. Iblis tidak bisa berbuat apa-apa tanpa izin-Nya. Adalah Allah yang mengizinkan mereka untuk “melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka” (ay. 7). Iblis kelihatan hebat dan berkuasa sehingga orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan akan menyembah monster tersebut (ay. 8). Bagi orang-orang kudus, mereka harus tabah serta beriman sampai akhir (ay. 10).

Kita tidak pernah tahu mengapa Tuhan mengizinkan Iblis dan pengikut-pengikutnya untuk menganiaya bahkan mengalahkan orang-orang percaya. Panggilan kita bukanlah untuk mengetahui mengapa Tuhan mengizinkan penganiayaan tersebut terjadi, melainkan untuk tetap tabah, setia, dan beriman sampai akhir. Sekalipun kita tidak mengerti hikmat Tuhan untuk memahaminya, tetaplah percaya akan pemeliharaan dan penyertaan Tuhan Yesus Kristus. Bertahanlah sampai akhir maka Anda akan mendapatkan mahkota kehidupan yang abadi.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah menundukkan diri kepada Tuhan yang mengizinkan Anda mengalami penganiayaan dari si jahat?
  • Bagaimana Anda akan meyakini bahwa Tuhan yang mengizinkan Anda menderita, juga akan memelihara dan menguatkan sampai akhir?