Bagikan artikel ini :

Ketika mereka sudah tua

1 Timotius 5:1-4

Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
1 Timotius 5:8

Seorang ibu dengan susah payah berusaha mengingat enam orang nama anaknya. Usia yang renta membuat perkara mudah itu jadi sulit. Jangan harap ia hafal nomor handphone mereka. Ia perlu membolak-balik buku catatan kecil berisi nama dan nomor telpon lalu menyebutkannya pada saya. Anak-anaknya tersebar tinggal di beberapa kota. Kehidupan mereka lumayan baik. Belakangan ia mengeluh tidak ada uang. Anak-anaknya tidak memberinya uang. Ia bahkan tinggal menumpang di rumah temannya. Ah, kasihan sekali ibu ini.

Kepada orang-orang yang menelantarkan orangtuanya, Rasul Paulus menyebut orang itu sebagai murtad dan lebih buruk daripada orang yang tidak beriman. Alangkah kerasnya peringatan itu. Kalau kita membaca ayat 4 yang berbunyi, "Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah," maka kita akan mengerti bahwa kerasnya kata-kata dalam ayat 8 didahului nasihat Rasul Paulus pada ayat 4. Jika seorang mengaku anak Tuhan tetapi menelantarkan orangtuanya, itu menunjukkan dirinya sama sekali tidak percaya kepada Tuhan. Bahkan orang yang tidak beriman sekali pun tidak akan berlaku demikian!

Ada yang mengatakan orang Kristen tidak menghargai orangtuanya karena tidak membuatkan kuburan yang bagus dan menyembahyangi orangtuanya almarhum. Sesungguhnya, kekristenan sangat menghargai orangtua.
Hukum ke-5 dari Sepuluh Hukum Tuhan menyatakan penghormatan yang tinggi kepada orangtua. Pada detik-detik terakhir kehidupan Tuhan Yesus saat berada di atas kayu salib, Dia masih memerhatikan ibunya. Jadi, amatlah salah jika ajaran Kristen dianggap tidak menghargai dan menghormati orangtua.

Penghormatan kepada orangtua dilakukan selagi mereka masih hidup dengan sikap dan tindakan konkret, mulai dari hal sederhana seperti menelpon atau mengajak bercakap, mengunjungi, membiayai, dan tindakan kasih lainnya. Banyak orangtua menderita karena merasa hidup mereka tidak berguna. Mereka merasa seperti dibuang. Oleh karena itu, anak-cucu perlu hadir bagi orangtuanya sebagaimana mereka hadir pada waktu kita masih kecil.

SAMA SEPERTI YESUS MENGASIHI DAN MEMPERHATIKAN IBU-NYA DEMIKIAN PULA ANDA SEBAGAI ORANG PERCAYA SEHARUSNYA BERSIKAP.