Bagikan artikel ini :

Komitmen Radikal

Markus 9:43-48

Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
- Markus 9:43

Apa benar ya, Tuhan Yesus mengucapkan kata-kata di dalam Markus 9:43-48? Kesannya sadis sekali. Apa arti sebenarnya? Intinya, ayat-ayat di atas berisi panggilan untuk taat sepenuhnya pada Tuhan. Komitmen radikal.

Kebiasaan orang Yahudi berbahasa adalah konkret, tidak samar-samar atau abstrak. Karena itu, Tuhan Yesus berbicara tentang tangan, kaki, dan mata yang berdosa. Semua yang disebut adalah organ tubuh yang sangat penting. Tuntutan-Nya radikal, yaitu agar tangan, kaki, dan mata dipenggal atau dicungkil jika menyesatkan. Ini berkaitan dengan kehidupan fisik yang nilainya relatif dengan kehidupan yang sejati, yang tidak dapat binasa; yang diberikan Allah; yang nilainya absolut. Dalam bagian lain, Tuhan Yesus tidak segan-segan menyerukan agar murid-murid-Nya meninggalkan kepemilikan (Mrk. 10:21), keluarga (Mrk. 10:29) bahkan kehidupan sendiri (Mrk. 8:34) jika hal-hal itu menghalangi komitmen mereka mengikuti-Nya.

Tuhan Yesus menuntut komitmen yang radikal. Komitmen itu termasuk melepaskan diri dari perbuatan dosa sepenuhnya. Tentu yang dimaksudkan-Nya bukan memutilasi diri sendiri tetapi suatu sikap tegas dan keras disertai kesediaan berkorban sekalipun itu mahal. Demi ketaatan pada Allah, maka anggota-anggota tubuh jangan kalah terhadap hawa nafsu dosa supaya jangan sampai seluruh diri dilemparkan ke dalam neraka. Dengan kata lain, betapa pun kita mencintai anggota tubuh kita dan perbuatan yang dilakukannya, jangan sampai itu membuat kita mengorbankan ketaatan pada kehendak Tuhan. Lebih baik kita kehilangan organ tubuh daripada kehilangan hidup kekal, sama seperti seseorang yang sakit diabetes rela diamputasi kakinya demi menyelamatkan nyawanya. Cinta kepada Allah harus melampaui cinta kita kepada hal-hal yang kita senangi. Dalam sejarah gereja, kita menemukan orang-orang percaya yang rela mengorbankan anggota tubuhnya bahkan hidupnya demi mempertahankan kesetiaan pada Tuhan.

Saudaraku, kini saatnya kita merenungkan dan bersama-sama membangun komitmen yang radikal kepada Kristus. Ayo tinggalkan segala kebiasaan perbuatan dosa. Miliki hati yang mau taat pada firman Tuhan dan berani bayar harga. Tidak ada komitmen, tidak ada pertumbuhan iman.

Refleksi diri:

  • Apa perbuatan dan kebiasaan yang menghalangi kita berkomitmen radikal kepada Kristus?
  • Bagaimana Anda akan berkomitmen dalam hal kesediaan meninggalkan kebiasaan perbuatan dosa?