Bagikan artikel ini :

Komunitas Keluarga Allah

Markus 9:38-41

Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
- Markus 9:39

Memiliki komunitas adalah hal yang penting. Komunitas bisa dipakai sebagai sarana berelasi, serta di dalamnya kita bisa saling menguatkan dan mendukung. Namun, jangan membentuk komunitas eksklusif yahh.. yang
dapat menyimpan dampak negatif. Hal ini terjadi pada murid-murid Yesus. Mereka merasa diri eksklusif karena selalu bersama Yesus dan merasa mereka adalah murid Yesus yang sah. Saat itu, Yesus begitu populer. Selain pengajaran-Nya yang berkarisma penuh hikmat, Dia juga melakukan banyak mukjizat. Di dalam nama Yesus, murid-murid dapat berkarya bagi Kerajaan Allah.

Suatu kali ada seseorang mengusir setan dalam nama Yesus yang tidak termasuk ke dalam komunitas murid-murid Yesus. Murid-murid berpikir hanya merekalah yang berhak menggunakan nama Yesus sehingga berusaha mencegahnya. Ketika menanyakan tentang hal ini di ayat 38, murid-murid berharap Yesus membenarkan apa yang mereka perbuat. Namun, respons Yesus justru sebaliknya. Dia berkata dengan tegas, “Jangan kamu cegah dia!”

Siapakah orang itu sehingga Yesus justru menegur murid-murid-Nya? Orang yang tidak dikenal ini diduga baru menerima Yesus. Kemungkinan ia telah mendengarkan khotbah-khotbah dan melihat apa yang Yesus lakukan selama ini. Ia memang bukan anggota komunitas murid-murid, tetapi bagian dari tubuh Kristus. Yesus sendiri kemudian menyakinkan murid-murid-Nya bahwa barangsiapa tidak melawan mereka, ia berada di pihak mereka (ay. 40).

Komunitas memang mutlak diperlukan dalam membangun persekutuan antar saudara seiman. Namun, jangan sampai sikap eksklusif menguasai hati, yang justru menghalangi orang lain untuk bergabung masuk ke dalam komunitas kita. Semua orang percaya adalah satu komunitas keluarga Allah. Apa pun status dan latar belakangnya, kita semua adalah anak-anak Allah. Kita adalah satu keluarga dalam Kerajaan Allah dan semua berhak menggunakan nama Yesus.

Yesus adalah milik semua orang percaya. Begitu juga sebaliknya, orang percaya juga adalah milik Kristus. Sebagai sesama orang percaya, sudah sepatutnya kita bisa saling mengasihi dan menerima, tanpa memperhitungkan status dan latar belakang.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana kondisi pertumbuhan dan persekutuan dari komunitas Kristen yang Anda ikuti saat ini?
  • Apa langkah konkrit Anda agar sikap eksklusif tidak menghalangi orang baru masuk ke dalam komunitas Anda?