Bagikan artikel ini :

Kota benteng yang teguh

Mazmur 46

Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
- Mazmur 46:2

Sering kita mendengar ungkapan bahasa Jawa berikut: saiki zaman edan, ora melu edan ora keduman. Artinya, sekarang ini zaman edan, kalau tidak ikutan edan kita tidak kebagian. Ungkapannya lucu juga ya, mungkin karena sekarang ini banyak “ke-edan-an” yang terjadi.

Memang orang-orang zaman now sudah rancu dengan istilah dan secara sembarangan menyimpulkan yang salah. Mereka bisa mengartikan tegas sama dengan galak. Diam sama dengan sombong. Hemat sama dengan pelit. Atau tiduran sejenak artinya malas. Jujur artinya bodoh. Kritis sama saja dengan tidak kooperatif. Berbeda sama saja dengan memberontak. Ini memang kenyataan yang menggiring kita kepada kerancuan. Semua disamaratakan dan diberi penilaian sepihak. Mereka tidak bisa melihat pandangan orang lain dengan cara yang objektif.

Kalau Anda berani bicara maka Anda akan dikatakan orang bermulut tajam, terlalu pandai melihat kekurangan dan tidak kooperatif. Akhirnya kita memilih diam. Dan ketika diam diberi penilaian lagi, Anda tidak inisiatif, main aman. Serba bingung hidup di zaman ini, begitu ungkapan beberapa orang.

Tidak usah bingung, Tuhan adalah kota benteng yang siap melindungi kita. Pemazmur mengingatkannya sampai dua kali mengenai hal ini (ay. 8, 12). Sebagai kota benteng, Allah tempat perlindungan dan kekuatan kita, penolong dalam kesesakan kita. Pemazmur mendorong kita agar di tengah situasi zaman tak menentu ini untuk selalu memandang pekerjaan-Nya (ay. 9), yaitu dengan selalu mengingat apa yang pernah Tuhan kerjakan di dalam hidup kita. Selain itu, kita hendaklah selalu berdiam diri di hadapan-Nya (ay. 11), menegaskan bahwa apa pun yang terjadi kita jangan mengandalkan pada kekuatan sendiri, melainkan pada kekuatan Tuhan.

Jangan Anda khawatir, walaupun hidup di zaman edan ini, Anda punya Tuhan yang setia memberi kekuatan dan menolong dalam kesesakan. Sering-seringlah datang ke “lapak doa” Anda. Berbicaralah dengan-Nya, sampaikan pergumulan, kerinduan, keinginan hati Anda, dan jangan lupa ucapkan syukur Anda atas berkat-berkat yang sudah diterima. Kita tidak perlu ikutan edan, kita hanya perlu ikut Tuhan saja.

Refleksi Diri:

  • Apa situasi di zaman ini yang sering kali membuat Anda bingung dan tertekan?
  • Sudahkah Anda mengandalkan Allah sebagai kota benteng, tempat perlindungan dan sumber kekuatan Anda?