Bagikan artikel ini :

Kota Tak Bertembok

Zakharia 2:1-13

Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: “Ini aku, ini Aku!” kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku.
- Yesaya 65:1

Jika Anda hidup di zaman Timur Tengah kuno, Anda akan tahu bahwa kota yang tidak bertembok adalah kota yang mengerikan. Bagaimana tidak? Jika musuh menyerang, tidak akan ada yang melindungi Anda!

Anehnya, di penglihatan yang ketiga ini, nubuatan bahwa Yerusalem tidak akan lagi memiliki tembok justru adalah suatu kabar baik! Mengapa? Karena begitu banyaknya orang yang akan tinggal di dalamnya, sampai-sampai Yerusalem tidak bertembok, seperti padang terbuka. Nubuatan ini menggambarkan bahwa di masa depan nanti, umat Tuhan tidak hanya terbatas dari satu ras saja, yakni bangsa Israel. Tuhan akan memanggil bangsa-bangsa lain sehingga kota sekecil Yerusalem tidak mungkin sanggup menampung keseluruhan umat-Nya.

Kita bisa melihat bagaimana nubuatan ini digenapi. Orang-orang Kristen tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk kita saat ini. Tidak mungkin lagi gereja Tuhan di seluruh dunia bisa dikumpulkan di sebuah kota dan dipagari. Sebaliknya, Tuhan ingin umat-Nya menyebar memenuhi seluruh bumi dan menyampaikan kabar keselamatan-Nya. Namun, jika kita tidak tinggal di kota yang bertembok, apa yang akan menjadi perlindungan kita? Tuhan memberi jawabannya di ayat 5, yakni bahwa Dia sendiri yang akan menjadi tembok! Dengan kata lain, Tuhan sendiri yang akan melindungi umat-Nya, di mana pun mereka berada.

Ini adalah janji Tuhan, tidak hanya bagi umat Israel zaman itu, tetapi juga bagi kita semua. Tuhan ingin memanggil jiwa-jiwa yang masih belum diselamatkan melalui diri setiap kita. “Tapi, bagaimana kalau aku dimusuhi?” Tenang saja. Ketika kita mau mengabarkan Injil-Nya, Tuhan-lah yang akan menjadi tembok pelindung kita. Tentu saja, mengabarkan Injil bukanlah hal yang mudah. Diperlukan hikmat untuk tahu bagaimana dan kapan waktu yang baik untuk berkata-kata. Namun, hikmat ini pun telah disediakan oleh Tuhan bagi setiap kita.

Tuhan begitu mengasihi bangsa-bangsa lain dan jiwa-jiwa yang terhilang di dalamnya. Maukah kita dipakai Tuhan sebagai pembawa kabar baiknya, setidaknya di lingkungan kita sendiri?

Refleksi Diri:

  • Siapa orang-orang yang Anda kenal saat ini belum percaya kepada Tuhan? Apakah Anda mau menjadi saluran Injil bagi mereka?
  • Apa yang dapat Anda lakukan untuk membagikan kasih Tuhan dan kabar keselamatan-Nya kepada mereka?