Bagikan artikel ini :

Kristus Akan Datang Seperti Pencuri

Wahyu 16:12-21

“Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.”
- Wahyu 16:15

Sebuah lagu himne syairnya berbunyi demikian: Apakah engkau siap untuk kedatangan Yesus? Apakah engkau setia dalam setiap hal yang engkau lakukan? Sudahkah engkau bertarung dengan baik? Sudahkah engkau membela yang benar? Adakah orang lain melihat Yesus dalam hidupmu? Kata-kata syair lagu ini mengingatkan betapa kita harus siap untuk kedatangan Yesus. Mengapa? Karena hari kedatangan-Nya tidak terduga.

Wahyu 16 menceritakan hukuman terakhir Allah atas orang-orang fasik. Ketika cawan keenam ditumpahkan, Allah akan mengumpulkan mereka di satu tempat untuk dibinasakan. Bagaimana caranya? Pertama, Allah akan mengeringkan sungai Efrat agar raja-raja dari Timur dapat menyeberang (ay. 12). Ini adalah bahasa kiasan bahwa Allah akan membuka jalan sehingga bangsa-bangsa pemberontak dapat berkumpul. Kedua, Allah mengizinkan nabi-nabi palsu untuk menipu mereka. Dari mulut naga dan binatang itu keluarlah nabi-nabi palsu menyerupai katak (ay. 13). Nabi-nabi palsu digambarkan sebagai katak yang berkuak-kuak tanpa kebenaran. Mereka akan menghasut bangsa-bangsa untuk berkumpul dan berperang melawan Allah di Harmagedon (ay. 16). Harmagedon, bukan tempat secara literal, tetapi simbol tempat di mana bangsa-bangsa yang memberontak kepada Allah akan dibinasakan. Kehancuran tiba saat cawan murka ketujuh ditumpahkan, ditandai dengan terjadilah kekacauan kosmis dan gempa bumi dasyat (ay. 18) dan proklamasi dari takhta surga bahwa rencana-Nya “sudah terlaksana” (ay. 17).

Di tengah hiruk-pikuk hukuman ini, firman Tuhan menasihatkan agar pengikut Yesus waspada karena kedatangan dan penghakiman-Nya waktunya tak terduga, seperti datangnya seorang pencuri. Oleh sebab itu, kita harus siap setiap saat dalam segala perbuatan menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya. Janganlah sampai kita kedapatan sedang “berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya” (ay. 15). Kalimat ini adalah bahasa kiasan agar kita hidup setia dan kudus setiap saat. Marilah kita senantiasa hidup dalam kebenaran seturut dengan firman-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda siap jika Kristus datang untuk kedua kalinya di dunia pada hari ini?
  • Apa yang ingin Anda perkuat agar tidak tertipu oleh perkataan nabi-nabi palsu yang kedengaran memikat, tetapi jauh dari kebenaran?