Bagikan artikel ini :

Kuat Dalam Kristus!

2 Timotius 2:1-6

Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
- 2 Timotius 2:1

Ketika seorang arsitek merancang sebuah gedung, ia tidak hanya memperhatikan model dan keindahan bangunan saja, melainkan juga kekuatan dan ketahanan bangunan tersebut. Apa artinya gedung yang indah, jika diterpa angin saja sudah runtuh? Allah juga menghendaki kita memiliki iman yang kuat, agar bisa menang ketika menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup. Apa yang kita lakukan agar memiliki kekuatan iman dan menang menghadapi semua tantangan, cobaan, dan ujian iman? Pertama, bersandar pada kasih karunia dalam Kristus (ay. 1). Frasa “jadilah kuat” (Yun. endunamousthe; be strong), artinya kekuatan orang percaya tidak terletak dalam kekuatan fisik dan rasionya, tetapi kekuatan rohani di dalam Kristus. Kita perlu rutin datang mendekat kepada Kristus di dalam doa dan saat teduh pribadi (Mat. 11:28; 26:41) karena di luar Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh. 15:5).

Kedua, kita harus aktif mendengar firman Tuhan (ay. 2). Mendengar firman, bukan mendengar secara pasif tapi mendengar secara aktif. Artinya, mendengar sambil mencermati, merenungkan, dan berkomitmen untuk melakukannya. Penting mendengar firman karena iman timbul dari mendengar firman Kristus (Rm. 10:17; 2Tim. 3:15-17). Kerohanian kita dapat bertumbuh karena mengonsumsi firman Tuhan (1Ptr. 2:2). Firman Tuhan itu pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mzm. 119:105). Firman Tuhan adalah pedang Roh (Ef. 6:17). Karenanya, sangat penting buat kita tidak hanya mendengarkan khotbah saja, tetapi juga secara rutin mau mengikuti kelas pembinaan iman dan care group. Marilah terlibat aktif dalam kegiatan tersebut supaya pertumbuhan iman kita menjadi nyata.

Ketiga, rela mendisiplin diri dan tahan menderita. Paulus memberikan tiga analogi tentang disiplin diri dan tahan menderita. Seorang prajurit dilatih untuk disiplin dan siap menghadapi penderitaan (ay. 3-4). Disiplin diri seperti seorang olahragawan yang mengikuti peraturan pertandingan (ay. 5). Selain itu, tekun dan sabar menderita seperti seorang petani yang bekerja keras dan akhirnya menuai hasil tanamannya dengan sukacita (ay. 6). Ingatlah,  tidak ada perjuangan yang tanpa pengorbanan. Kita harus rela mendisiplin diri dan menderita untuk menyenangkan Kristus. Jadilah kuat di dalam Kristus!

Refleksi Diri:

  • Bagaimana loyalitas Anda dalam mengikut Kristus dan memperjuangkan iman demi menyenangkan Kristus?
  • Apa langkah konkrit yang Anda lakukan untuk menjadi murid Kristus yang memiliki kekuatan iman dan menjadi pemenang dalam peperangan rohani?