Bagikan artikel ini :

Kunjungan yang berarti

Matius 25:31-46

Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
Lukas 1:44

Kunjungan Maria kepada Elisabet tidak hanya menggembirakan Elisabet saja tetapi juga anak yang sedang dikandungnya. Kunjungan Maria membawa sukacita yang berlimpah bagi saudaranya. Perjumpaan menggembirakan di antara keduanya bukan semata sebagai pengalaman manusiawi, tapi merupakan pengalaman ilahi. Di dalamnya telah terjadi perjumpaan antara dua pribadi pilihan Allah yang sedang ada di dalam rahim, yakni Yesus dan Yohanes Pembaptis.

Peristiwa kunjung-mengunjungi adalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak motif kunjungan yang dilakukan. Tidak jarang pertemuan terjadi hanya untuk menyebar gosip atau menceritakan kejelekan orang lain, serta merencanakan kejahatan. Kalau pertemuan untuk melepas rasa rindu atau berbagi cerita hidup terjadi maka akan menghasilkan kelegaan dan kepuasan yang mendalam. Namun, kalau hanya pertemuan menyebar gosip atau menyusun rencana jahat bersama maka akan berujung pada kehancuran.

Suatu ketika saya mengunjungi orang sakit. Ketika Injil diberitakan akhirnya ia percaya, lalu rekan lain membaptisnya dan keluarganya bersukacita. Lain waktu kami mengunjungi seorang mahasiswa yang dipenjara. Kami rindu bisa menghiburnya dan ingin dipakai Tuhan sebagai alat untuk melegakannya. Ia sempat merasa frustasi sehingga melakukan percobaan bunuh diri, mungkin karena merasa harus menghadapi semuanya sendirian, tak ada yang peduli. Tak lama, anggota tim setiap minggu mengunjunginya dan raut wajahnya pun berangsur memancarkan ketenangan.

Yesus pernah memberi kiasan bahwa Dia tidak mengizinkan orang-orang memasuki Kerajaan Sorga karena waktu Dia dipenjara mereka tidak mengunjungi-Nya (ay. 34-36). Namun mereka bertanya, “Bilamanakah kami melihat Engkau dipenjara?” (ay. 39). Lalu Yesus menegaskan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.” (ay. 40).

Saya harap kita mampu meneladani Maria dan Elisabet melalui kehadiran kita di tengah sesama. Kunjungan kita hendaknya membawa sukacita, damai sejahtera, dan berkat, bukan sebaliknya membawa beban atau kehancuran. Saudaraku, maukah Anda demi nama Yesus mengunjungi saudara-saudara yang sungguh membutuhkan perhatian/pertolongan? Mereka butuh sukacita dan kelegaan, Tuhan Yesus ingin memakai Anda! Salam kunjungan.

KUNJUNGAN PENUH PERHATIAN DAN KETULUSAN UNTUK MEMBANTU, MENJADI BUKTI BAHWA ANDA MENGASIHI TUHAN YESUS KRISTUS.