Bagikan artikel ini :

Langit Dan Bumi Yang Baru

Wahyu 21:1-8

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
- Wahyu 21:1

Setiap kita rindu ke surga. Billy Graham pernah berkata, “Rumahku di surga. Saya hanya numpang lewat dunia ini.” Namun, surga ada di mana? Surga seperti apa? Wahyu 21 menyatakan surga yang kekal adalah langit dan bumi yang baru.

Setelah penghakiman terakhir, Yohanes melihat langit dan bumi yang baru (ay. 1), yakni surga yang kekal bagi orang-orang percaya. Langit dan bumi yang lama telah hancur dalam nyala api (2Ptr. 3:10). Namun, dari kehancuran ini Tuhan akan menggantinya menjadi langit dan bumi yang baru. Saat itu sudah tidak ada laut lagi (ay. 1). Laut dalam Alkitab adalah lambang segala yang jahat. Jadi, dalam langit dan bumi yang baru tidak akan ada kejahatan lagi. Allah akan diam di tengah-tengah umat-Nya (ay. 3). Seperti dulu Dia tinggal sementara dalam kemah suci mendampingi orang Israel di padang gurun, sekarang Allah tinggal selamanya menyertai umat-Nya dalam langit dan bumi yang baru. Dia akan menghapus segala air mata dari mata mereka dan maut tidak akan ada lagi (ay. 4). Di sana tidak ada kesusahan dan kedukaan. Umat Allah akan hidup bahagia dalam kekekalan. Allah yang hidup di tengah umat-Nya adalah Alfa dan Omega. Allah yang menciptakan manusia pada awalnya, juga menentukan akhir hidup mereka. Dia juga Allah yang memelihara dan menghidupi mereka dengan air kehidupan (ay. 6). Semua janji hidup bahagia ini diperuntukkan bagi mereka yang menang, yakni mereka yang setia sampai akhir di dalam Yesus Kristus (ay. 7).

Umat Allah hari ini tinggal dalam dunia yang sementara yang dipenuhi dengan berbagai penderitaan. Penderitaan yang kita alami hari ini hanyalah sementara dan tidak bisa dibandingkan dengan kebahagiaan kekal di langit dan bumi yang baru. Setiap kita dipanggil untuk setia sampai akhir karena siapa yang menang akan menikmati semua kebahagiaan tersebut. Mereka yang mencari kesenangan yang sementara di dunia dengan hidup dalam dosa akan menderita selamanya (ay. 8).

Refleksi Diri:

  • Bagaimana perbandingkan penderitaan dunia yang sementara ini dengan kebahagiaan kekal di langit dan bumi yang baru?
  • Apa komitmen yang ingin Anda ambil sebagai orang percaya yang setia sampai akhir hidup?