Bagikan artikel ini :

Layak Disebut Pahlawan

2 Samuel 23:8-17

Lalu ketiga pahlawan itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan membawanya kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada TUHAN, 2 Samuel 23:16

Apa yang membuat seorang menjadi pahlawan? Atau apakah ciri seorang pahlawan itu? Nomor satu mungkin Anda akan sebut pengorbanan. Setuju! Nomor dua? Bisa diperdebatkan. Bagaimana kalau keberanian? Adakah seorang menjadi pahlawan tanpa keberanian? Tentu keberanian di jalan yang benar.

Teks yang kita baca memberikan profil para pahlawan Daud. Dalam bahasa aslinya, kata pahlawan dapat diterjemahkan orang yang gagah perkasa. Mereka adalah prajurit sejati. Ciri yang menonjol dari diri mereka adalah keberanian, seperti dicontohkan di dalam ayat 16. Hanya demi memuaskan nostalgia Daud (minum air dari perigi di Betlehem, tempat masa kecilnya) mereka berani menerobos dan masuk ke daerah musuh. Tentu mereka sebenarnya tidak perlu melakukan hal itu karena air minum di mana-mana sama saja. Namun, keberanian (dan rasa hormat kepada Daud) mendorong mereka melakukan apa yang orang lain bisa anggap sebagai kekonyolan. Pada titik itu juga Daud menyadari betapa besarnya loyalitas mereka.

Tidak semua orang bisa diangkat menjadi pahlawan oleh negara. Hanya sedikit sekali. Namun, setiap orang dapat menjadi pahlawan dalam kebenaran dan kesucian di hadapan Allah dan manusia. Hal itu hanya dapat dicapai dengan syarat, ia berani. Berani membayar harga atas kebenaran yang dihidupinya. Berani menghadapi tantangan dan cemooh. Berani menderita. Berani berbeda pendapat dengan kebanyakan orang jika pendapat mereka salah.

Zaman ini menghadirkan kepada kita kesenangan yang mudah asal kita mau kompromi. Asal kita mau menjadi sewarna dengan dunia. Asal kita mau mengorbankan prinsip yang benar. Asal kita mau mengalah. Salah satu teladan nyata pahlawan saat ini seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kelak ia akan dikenang oleh rakyat Jakarta sebagai pahlawan, dalam arti keberaniannya menjalankan pemerintahan secara benar, menegakkan hukum, memberantas korupsi, melawan pengusaha hitam, dan sebagainya.

Anda mungkin belum dipanggil untuk menjadi pahlawan bangsa atau negara. Namun, Anda bisa memulainya dari lingkup kecil dulu, seperti di lingkungan keluarga atau pertemanan. Milikilah sikap memegang kebenaran dan kesucian di dalam keseharian. Niscaya Tuhan Yesus akan mengangkat Anda menjadi pahlawan-Nya.

SEORANG PAHLAWAN BERANI MENGHIDUPI NILAI KEBENARAN YANG DIYAKININYA.