Bagikan artikel ini :

Lebih dari harta berlimpah

Ibrani 12:1-6

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
- Ibrani 12:2

Jika ada yang mau menanggung hukuman bahkan bersedia mati bagi orang lain, apa alasannya? Dalam ayat emas kita, Yesus melakukannya karena ada “sukacita yang disediakan bagi Dia.” Sukacita kelihatannya alasan yang tidak penting. Mungkin yang tidak setuju akan mengatakan, “Apa dengan sukacita masalahmu beres? Apa dengan sukacita penderitaanmu pergi? Musuhmu bertobat?” Sukacita memang tidak menyelesaikan masalah hidup kita, tetapi tanpa sukacita, apa pun yang Anda perbuat akan kehilangan maknanya. Tanpa sukacita, segala pengorbanan Anda akan terasa pahit. Hanya sukacita yang bisa mengubah pengalaman pahit menjadi manis.

Ketika Yesus dianiaya bahkan disalibkan, Dia tidak membalas sedikit pun. Bukan Yesus tidak sanggup melawan, tetapi Dia menyerahkan segala sesuatu yang berkenaan dengan hidup-Nya kepada Allah. Yesus hidup dalam pengharapan bahwa Dia akan mengalami sukacita yang kekal bersama Bapa di Sorga. Sukacita kelihatannya tidak bernilai di dalam dunia yang menyanjung materi. Kebahagiaan diukur dari akumulasi materi. Ada anggapan bahwa semakin banyak harta, semakin berbahagialah seseorang. Nyatanya tidak selalu demikian. Anda bisa berlimpah materi tetapi hidup tidak bahagia. Sukacitalah penentu kebahagiaan sejati. Ia lebih bernilai daripada harta. Di dalam hati yang bersukacita, Anda berbahagia meskipun berkorban, menderita, dan mengalami segala yang buruk.
Anda bisa mengalami itu karena janji Allah yang memberikan sukacita berkualitas paling tinggi.

Anda akan mengalami sukacita demikian secara penuh ketika diam bersama Allah di sorga. Akan tetapi, di dalam masa kehidupan ini pun, Anda bisa merasakan sukacita itu jika Anda tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam Anda (Yoh. 15:4). Tinggal di dalam Dia menuntut kedekatan hubungan, bukan sekadar pengenalan luar. Saat Anda mengenal dekat Yesus, Sang Raja Damai, maka damai sejahtera akan meliputi Anda, damai yang memunculkan sukacita sejati.
Yuk, bangun hubungan yang baik dengan Tuhan Yesus melalui ibadah, saat teduh dan doa yang rutin. Berdoalah, pintakan sukacita dari Allah. Sukacita dari Allah lebih berharga daripada harta apa pun di dunia.

Refleksi Diri:

  • Jika Anda diberi pilihan: kelimpahan materi atau kelimpahan sukacita, mana yang Anda pilih? Kenapa?
  • Apakah Anda sudah pernah mengalami sukacita yang melampaui segala penderitaan Anda? Apa yang Anda rasakan saat itu?