Bagikan artikel ini :

Lebih dari kasih biasa (2)

Matius 5:43-48

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga…
- Matius 5:11-12

Dalam renungan kemarin, kita telah belajar tentang perintah Tuhan Yesus untuk mengasihi musuh kita. Mengasihi musuh adalah pembeda kita dari orang-orang yang belum percaya kepada-Nya. Apa alasan kita harus mengasihi musuh?

Pertama, karena kita punya hati yang baru. Melalui kelahiran baru, hati kita berubah. Hati yang baru mengubah cara pandang kita dalam mengasihi. Kita tidak lagi mengasihi seperti manusia umumnya. Kasih Allah mengubah hati sehingga kita dapat mengasihi musuh kita. Kita mengasihi bukan karena kehendak dan kesanggupan kita mengasihi, tetapi karena kesanggupan dari Allah. Jika Anda sudah mengalami kelahiran baru oleh Roh Kudus, tidak ada alasan untuk tidak mengasihi musuh.

Kedua, karena kita terus-menerus mendapat curahan kasih Allah. Kasih Allah yang melimpah kepada kita akan melimpah pula kepada orang lain. Selama kita merasa hati ini penuh dengan kasih Allah maka kita juga pasti akan mengalirkan kasih itu. Apakah Anda merasa kasih Allah melimpah dalam hati Anda? Ketiga, karena kita berpengharapan kepada Allah. “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.

Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga…” (Mat. 5:11-12). Meskipun kita dimusuhi, bahkan dianiaya, kita tetap mengasihi karena upah kita besar di sorga. Kita mengasihi musuh karena kita melihat ke atas, bukan yang di bumi. Yang kita harapkan bukan balasan dari manusia tetapi dari Allah. Kepuasan atau kebahagiaan kita bukan terletak pada sikap orang kepada kita, tetapi pada pengharapan kita kepada Tuhan. Kita tidak hidup untuk menyenangkan manusia, tetapi Tuhan. Tuhan pasti akan membalas orang yang hidup berkenan kepada-Nya.

Apakah Anda masih berpikir hidup untuk menyenangkan Tuhan atau manusia? Jika Anda merasa berat untuk mengasihi musuh, renungkan kembali tiga alasan di atas sambil mengingat bahwa kita mengasihi musuh bukan karena untuk menyenangkan mereka atau orang-orang di sekitar kita, melainkan untuk menyenangkan Tuhan

Refleksi Diri:

  • Apakah hati Anda sudah diubahkan oleh Roh Kudus melalui proses kelahiran baru? Jika belum, mintalah waktu kepada hamba Tuhan untuk mendoakan Anda.
  • Apa wujud nyata yang Anda akan lakukan untuk mengasihi musuh demi menyenangkan Tuhan?