Bagikan artikel ini :

Lebih dari yang diharapkan

Kisah Para Rasul 3:1-10

Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
- Kisah Para Rasul 3:6

Apa perasaan Anda jika sudah menderita penyakit sekian lama dan tidak kunjung sembuh-sembuh? Ada orang yang tetap berharap kesembuhan melalui mukjizat, tetapi ada pula yang pasrah. Ia menerima kesakitan tubuhnya apa adanya dan menjadi terbiasa dengan kondisinya. “Habis mau bagaimana lagi, sudah lelah berharap.” Demikianlah ia bersikap.

Keadaan inilah yang terjadi pada orang yang lumpuh sejak lahir. Pastilah ia sudah lama lumpuh. Ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengemis. Hanya itulah caranya menyambung hidup. Maka ketika bertemu dengan Petrus dan Yohanes, ia juga mengharapkan yang sama: uang. Namun di luar dugaan, Petrus dan Yohanes tidak memberikan uang melainkan mukjizat kesembuhan di dalam nama Yesus Kristus. Orang itu dapat berjalan untuk pertama kalinya seumur hidupnya. Lebih dari yang diharapkan, demikianlah yang dialami si lumpuh. Ia hanya mengharapkan sedekah dari manusia, tetapi mendapat “sedekah” dari Allah. Ia menerima berkat yang jauh lebih besar daripada yang dimintanya.

Kadangkala kita “ngotot” minta sesuatu dari Allah. Kita pikir itu yang paling kita butuhkan, paling penting bagi kita. Namun, Allah tidak mengabulkan permohonan kita. Bagaimana perasaan Anda ketika Allah menolak permohonan Anda? Anda ngomel? Marah? Protes?

Allah bekerja melampaui akal manusia. Dia sanggup memberikan lebih baik daripada yang kita minta. “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN” (Rat. 3:26). Ketika Anda meminta dan tidak mendapat, maka sikap paling bijak adalah tetap menanti. Menanti dalam iman bahwa Tuhan tidak diam. Dia Allah yang peduli. Dia Allah yang berkarya mendatangkan kebaikan. Menanti dengan diam. Diam artinya tenang, sabar, dan percaya. Dalam diam kita tidak berusaha mempercepat terjadinya keinginan kita. Dalam diam kita tetap mengarahkan harapan kepada Tuhan. Dalam diam kita tidak berusaha mendesak Tuhan, apalagi mengatur cara Dia bekerja.

Mari Saudaraku, hendaklah kita tenang dan sabar dalam penantian atas doa permohonan kita. Yakin dan percayalah bahwa Tuhan Yesus dapat memberikan lebih daripada yang kita harapkan.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana sikap Anda selama ini dalam menantikan jawaban atas permohonan Anda?
  • Setelah mengetahui kebenaran ini, apakah Anda menjadi lebih yakin dan percaya bahwa Yesus akan memberikan yang terbaik? Kenapa?