Bagikan artikel ini :

Lepas Dari Kondisi Terjepit

Mazmur 34:1-23

TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
- Mazmur 34:19

Pernahkah Anda berada dalam kondisi terjepit oleh musuh seperti yang dialami Daud? Dari belakang ia dikejar Saul dan prajuritnya yang ingin membunuhnya karena perasaan iri dan benci. Di depan berdiri musuh yang sedang memerangi bangsa Israel. Hidup Daud benar-benar di ujung tanduk. Lalu, apa yang Daud lakukan dalam kondisi yang terjepit tersebut?

Mazmur 34 adalah refleksi perenungan Daud, ketika ia mengingat peristiwa yang dialaminya di dalam 1 Samuel 21:10-15. Saat itu dalam keputusasaan dan ketakutan, Daud lari dari satu kota ke kota lain, menghindari Raja Saul yang hendak membunuhnya. Sampailah ia di kota Gat, Kerajaan Filistin, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Raja Akhis. Kota ini merupakan tempat kelahiran Goliat, musuh Daud yang dibunuhnya. Daud tahu penduduk
kota Gat sangat memusuhinya. Para pegawai raja mengenalinya dan Daud menjadi takut sekali sehingga ia berpura-pura gila di hadapan Raj Akhir. Karena tindakannya berpura-pura ini Daud akhirnya terhindar dari kematian.

Daud melalui kisah ini, tentu saja tidak bermaksud mengajar kita untuk berbohong dan menipu orang pada saat terjepit kesulitan. Ia bisa lolos dari bahaya sebenarnya karena belas kasihan Allah. Mazmur 34 menjadi perenungan Daud setelah ia bertobat dari dosanya. Ia mengungkapkan semua pergumulan, penyesalan, rasa syukur, dan hikmah dari musibah yang dialaminya. Daud menyadari kegagalan dirinya dalam mengandalkan Tuhan. Ia sadar akan kesalahannya, lalu menyesal dan bertobat. Ia bermaksud membagikan pelajaran spiritual ini kepada banyak orang dan termasuk generasi penerusnya.

Daud menyatakan kecaplah betapa baiknya Tuhan karena Dia penuh dengan belas kasihan, dan masih selalu menolong dirinya, manusia berdosa, yang kurang percaya dan tidak berserah penuh. Sesungguhnya Tuhan pasti menjaga kita dan bertindak melepaskan kita dari musuh, sesuai dengan waktu dan rencana-Nya. Namun, apakah kita percaya dan taat kepada Tuhan Yesus? Apakah kita tetap takut kepada-Nya, bukan sebaliknya takut kepada ancaman manusia? Mari kita bersyukur dan tetap setia berjalan bersama Yesus karena hanya Dia yang menjadi sumber pengharapan dan andalan kita satu-satunya.

Refleksi diri:

  • Apa kondisi menjepit yang datang mendadak yang pernah Anda hadapi? Bagaimana perasaan Anda saat itu?
  • Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi kondisi terjepit dan panik tersebut?