Bagikan artikel ini :

Life is unpredictable

Yakobus 4:13-17

Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu?
- Yakobus 4:13-14a.

Ungkapan life is unpredictable mulai saya pakai setahun lalu. Ketika itu saya masih dalam pengobatan. Entah mengapa sejak itu saya beberapa kali mengutip ungkapan tersebut dalam tulisan-tulisan singkat saya. Ungkapan “Hidup tak bisa ditebak/diprediksi” akrab dengan kehidupan saya. Ditambah lagi beberapa kejadian yang menimpa orang-orang yang saya kenal, saya tidak bisa tidak mengatakan lagi ungkapan tersebut.

Saya jadi ingat dengan perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang kaya yang bodoh di Lukas 12:16-21. Orang kaya itu baru selesai panen. Panen yang sukses. Sampai-sampai lumbung yang ada tidak cukup. Ia membangun lumbung lagi. Ia membanggakan diri dan siap-siap bersenang-senang menikmati hidup. Namun siapa nyana, beberapa jam kemudian, ia game over. Untuk siapa semua yang dikumpulkannya?

Rasul Yakobus mengutarakan hal yang sama. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi hari esok. Bahkan sesaat di depan pun kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Oleh karena itu, Tuhan Yesus dan Yakobus menyampaikan pesan yang sama: Jangan sombong. Jangan anggap Anda bisa mengatur hidup semaunya Anda. Rasul Yakobus mengatakan, “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” Di dalam ungkapan “jika Tuhan menghendaki” terkandung makna penyerahan diri. Penyerahan diri tidak sama dengan pasrah diri. Pasrah lebih berkonotasi pasif diri. Penyerahan diri tidak demikian. Penyerahan diri adalah beriman kepada Allah. Membiarkan Allah yang mengambil alih kehidupan.
Penyerahan diri membawa kita justru lebih giat lagi. Sadar bahwa hidup itu terbatas dan tak terprediksi, kita justru harus lebih fokus pada tujuan yang mulia.

Mari sekali lagi kita renungkan, sambil berdoa kepada Tuhan Yesus, minta kepada-Nya untuk membukakan hati supaya kita bisa paham tujuan yang Dia kehen-daki dalam kehidupan kita. Hanya Yesus yang mampu melihat akhir kehidupan kita dan Dia tahu bagaimana seharusnya kita menjalaninya. Kita cuma manusia biasa yang sanggup menunaikan tugas di dunia ini karena anugerah dan pertolongan-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah menemukan tujuan mulia hidup Anda? Jika ya, apakah Anda sudah fokus?
  • Apakah perbuatan Anda menyatakan Anda sedang mengejar tujuan hidup yang mulia itu?