Bagikan artikel ini :

Makanan Bagi Semua

Matius 25:31-46

Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ... segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
- Matius 25:35a, 40b

Sejak awal penciptaan, Allah telah memberikan makanan bagi ciptaan-Nya (Kej. 1:29-30). Namun, kenyataan yang berkebalikan terjadi di bumi. Dari total tujuh miliar penduduk bumi sekitar 800 juta orang menderita kelaparan atau kekurangan gizi. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, hal ini bukan disebabkan oleh kurangnya ketersediaan makanan, padahal sebetulnya ada surplus pangan yang cukup besar. Kelaparan terjadi karena ratusan juta orang tersebut terlalu miskin untuk bisa menghasilkan atau membeli makanan yang mereka perlukan.

Jadi, penyebab dari kelaparan adalah kemiskinan, kesenjangan sosial, distribusi sumber daya yang tidak merata, dan kurangnya akses pada makanan. Di banyak negara berkembang, lahan-lahan terbaik seringkali digunakan untuk menanam tanaman ekspor supaya dapat membayar utang nasional yang besar, daripada untuk menghasilkan dan memenuhi kebutuhan makanan bagi penduduknya.

Perikop hari ini berbicara apa yang akan terjadi di akhir zaman. Kita yang sudah mengaku percaya Tuhan dan beriman kepada Kristus Yesus, dituntut untuk melakukan perbuatan baik. Matius menuliskan supaya kita memberi makan kepada mereka yang lapar, memberi minum kepada yang haus, dan beberapa contoh perbuatan lainnya. Orang beriman harus menunjukkan kasihnya kepada Allah dengan cara yang nyata, melalui tindakan kasih yang memberi dampak pada orang-orang di sekitar kita. Seperti yang disampaikan Yakobus, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yak. 2:17).

Sebagai anak-anak Tuhan, kita dapat mengatasi kesenjangan dan kelaparan antara lain dengan tidak membeli makanan secara berlebih lalu membuang makanan sisa. Kita juga dapat memulai proyek “penghematan anggaran makan selama sebulan” lalu menabung dananya untuk mendukung organisasi-organisasi yang menolong mereka yang kelaparan. Jika pengetahuan dan sumber daya kita cukup, kita dapat berpartisipasi di lembaga-lembaga yang melatih orang-orang dengan sumber daya minim agar lepas dari jerat kemiskinan.

Mungkin mempraktikkan hal-hal di atas seringkali tidak mudah, tapi Yesus sendiri mengatakan, “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Refleksi Diri:

  • Sudahkah Anda memiliki hati dan mata seperti Yesus yang melihat dan menolong mereka yang memerlukan makanan?
  • Apa yang Anda lakukan agar lebih menghargai makanan dan menggunakan sumber daya yang ada untuk menolong mereka yang membutuhkan?