Bagikan artikel ini :

Malas Atau Sibuk?

2 Tesalonika 3:6-13

Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.
- 2 Tesalonika 3:11

Jika diminta untuk membayangkan orang yang malas, apakah yang ada di dalam benak Anda? Kemungkinan besar Anda akan membayangkan orang yang tidak bekerja, yang menghabiskan waktu dengan tidur-tiduran atau duduk-duduk nonton seharian.

Rasul Paulus, melalui bagian Alkitab yang kita baca hari ini, memberi peringatan kepada jemaat di Tesalonika agar tidak bermalas-malasan. Paulus melakukan hal ini karena beberapa anggota jemaat Tesalonika memutuskan untuk berhenti bekerja. Jemaat beranggapan tidak perlu lagi bekerja karena mereka percaya, kedatangan Yesus yang kedua kali akan terjadi sesegera mungkin (baca 2Tes. 2:1-2 untuk lebih memahami konteksnya). Tentu saja kemalasan mereka menimbulkan dampak negatif. Orang-orang yang menolak untuk bekerja ini telah menguras sumber daya gereja sehingga tersedia lebih sedikit dana untuk memperhatikan orang-orang yang benar-benar miskin, kelaparan, dan membutuhkan.

Orang-orang malas ini telah membatasi kemampuan gereja untuk menjangkau lebih banyak orang bagi Kristus. Mereka telah menjadi penghalang bagi orang-orang percaya untuk mengerjakan kehendak Allah dengan lebih luas lagi. Dilihat dari sudut pandang ini, dapatlah kita simpulkan bahwa kemalasan berarti membuang-buang hidup kita dengan hal-hal yang tidak mencapai kehendak Allah atau yang menghalangi misi Allah (ay. 11).

Melalui penjelasan di atas, kita bisa melihat sisi lain dari kemalasan. Orang yang malas di mata Allah bukan saja mereka yang tidak bekerja, tetapi juga mereka yang terlalu fokus atau memberhalakan pekerjaannya sehingga lalai atau “malas” untuk memperhatikan kerohaniannya. Mereka hanya rajin memikirkan kepentingan dirinya sehingga tidak ada waktu lagi untuk menjangkau orang-orang bagi Kristus. Mereka hanya peduli dengan kenyamanan hidup dan tidak berpikir untuk memperhatikan, serta membantu sesama. Orang-orang seperti ini termasuk orang-orang yang malas. Mereka malas mengerjakan hal-hal yang rohani untuk dipersembahkan bagi Kristus karena sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna bagi Kerajaan Allah.

Marilah semakin giat melakukan pekerjaan Tuhan. Jangan enggan bekerja bagi Tuhan dan membangun kerohanian kita. Lakukan dengan semangat supaya kerajaan Allah berkembang, serta semakin banyak orang mendengar tentang kasih Yesus dan kabar keselamatan-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda malas atau menghindar untuk melakukan hal-hal yang bisa membangun kerohanian Anda?
  • Apakah Anda terlalu sibuk dengan urusan Anda sehingga lalai untuk memperhatikan kebutuhan orang-orang di sekitar?