Manis Seperti Madu
Yehezkiel 2:8-3:3
Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku,lebih dari pada madu bagi mulutku.
- Mazmur 119:103
Banyak orang masa kini rela melakukan berbagai macam hal, dari yang normal sampai tidak masuk akal, demi sebuah konten untuk media sosial mereka. Ada yang rela memanjat gedung paling tinggi atau ngerjain (baca: prank) rekan di sekitar mereka. Motivasinya agar media sosial mereka mendapatkan banyak pengikut (followers), siapa tahu juga mendapat imbalan finansial. Jika kita bandingkan realita tersebut dengan kekristenan, apakah orang Kristen rela melakukan firman Tuhan meski harus keluar dari zona nyaman?
Panggilan Nabi Yehezkiel dalam bacaan hari ini menunjukkan apa yang terjadi ketika seseorang menaati firman Tuhan dengan melakukannya. Yehezkiel tidak hanya dipanggil Tuhan untuk memberitakan firman Tuhan kepada bangsa Israel yang memberontak kepada-Nya, tetapi juga untuk tetap taat kepada-Nya. Panggilan untuk taat ini terwujud langsung dengan perintah untuk memakan gulungan kitab dalam penglihatan yang berisikan hal-hal tidak menyenangkan (ratapan, keluh kesah, dan rintihan). Membayangkan hal-hal tersebut saja sudah terasa pahit, apalagi jika sampai harus memakannya. Namun, ketika Yehezkiel
taat dengan panggilan Tuhan, ia menemukan “kitab” yang ia makan tersebut terasa “manis seperti madu” (Yeh. 3:3).
Menaati firman Tuhan akan memberikan sebuah pengalaman manis bersama dengan Tuhan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Pemazmur saat merenungkan firman Tuhan bahkan berkata bahwa firman-Nya “lebih manis daripada madu” (Mzm. 19:10-11; 119:103). Namun, jangan salah paham. Pengalaman manis menaati firman Tuhan bukan berarti kehidupan akan berjalan mulus. Menaati firman Tuhan terkadang membuat kita harus keluar dari zona nyaman atau membayar dengan harga yang mahal. Namun, hasil dari ketaatan akan memberkati kita dan juga orang-orang di sekitar kita.
Tuhan Yesus memberikan contoh paling nyata dari ketaatan yang membuahkan pengalaman manis. Dia taat kepada Tuhan hingga rela mati di kayu salib (Flp. 2:8-9). Ketaatan-Nya melalui berbagai penderitaan memberikan berkat abadi bagi orang yang percaya kepada-Nya. Jika kita mengaku bahwa kita orang Kristen (pengikut Kristus) maka kita pun harus belajar taat kepada firman-Nya karena melalui ketaatan, kita akan mengalami pengalaman manis bagi diri sendiri maupun orang lain.
Refleksi Diri:
- Apakah ada bagian firman Tuhan yang begitu menantang buat Anda untuk menaati dan melakukannya?
- Apa pengalaman manis yang Anda alami ketika taat melakukan firman Tuhan?