Bagikan artikel ini :

Masa depan cerah (2)

Amsal 23:15-23

Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa. - Amsal 23:17

Dalam renungan kemarin kita telah membahas tentang dua syarat untuk meraih masa depan yang cerah: jangan iri hati kepada orang berdosa dan takut akan Tuhan senantiasa.

Kalau kita perhatikan, ada kata keterangan penting dalam ayat tersebut, yaitu “senantiasa”. “Senantiasa” berarti konsisten, terus-menerus, bukan sesekali.
“Senantiasa” dilandasi tekad yang kuat untuk terus-menerus melakukan apa yang baik dan benar. Tuhan Yesus berkata, “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Mat. 6:33). Kata “dahulu” harus kita garis bawahi. Mencari Tuhan itu satu hal, tetapi mendahulukan Tuhan adalah hal lain. Semua orang yang mengaku Kristen mencari Tuhan, tetapi apakah semua mendahulukan Tuhan? Apakah Tuhan dan kehendak-Nya merupakan perkara nomor satu dalam hidup Anda?

Apakah “mendahulukan Tuhan senantiasa” mudah atau susah? Mudah kalau tidak ada kepentingan lain yang bersaing dengan kepentingan Tuhan. Jika Anda hidup dalam keadaan steril dari godaan (dan itu tidak mungkin). Mendahulukan Tuhan senantiasa menjadi perkara sulit ketika ada kepentingan lain atau godaan yang muncul pada saat yang sama.

Seorang Kristen sejak kecil rajin beribadah dan melayani di gereja. Namun ketika usahanya menanjak, ia tidak lagi beribadah di hari Minggu. Ketika saya bertanya apa alasannya, ia mengatakan, “Saya bersepeda santai dengan kolega bisnis.” Ketika kepentingan bisnis (atau kepentingan pribadi lainnya) bersaing dengan kepentingan Tuhan, mana yang Anda korbankan? Pada saat seperti inilah kata “senantiasa” menjadi sangat penting. Apakah Anda akan tetap konsisten mengutamakan Tuhan?

Ujian iman sesungguhnya terjadi ketika ada konflik kepentingan antara mendahulukan Tuhan atau hal yang lain. Pada saat itulah siapa diri kita sejatinya dan seberapa dalam iman kita menjadi jelas. Berdoalah, minta anugerah Tuhan agar Anda mampu mendahulukan Tuhan Yesus dan kehendak-Nya dalam hidup Anda, bukan sesekali saja, tetapi senantiasa. Saat Anda senantiasa menaati firman dan kehendak-Nya, masa depan cerah pasti akan menyongsong kehidupan Anda.

Refleksi Diri:

  • Mana yang selama ini lebih Anda dahulukan? Kepentingan pribadi atau kepentingan Tuhan?
  • Apa yang Anda perbaiki dan tingkatkan agar bisa senantiasa mendahulukan kepentingan dan kehendak Tuhan?