Bagikan artikel ini :

Masa depan cerah (3)

Amsal 23:15-23

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
- Amsal 23:18

Semua orang ingin masa depan yang cerah. Kita perlu perjelas apa yang dimaksud dengan “masa depan”. Kata “masa depan” dalam bahasa aslinya berarti bagian akhir, yang paling ujung. Amsal hendak mengatakan, “Pandanglah hidupmu yang sekarang dari ujung sana, ujung paling akhir.” Seringkali yang membuat hidup susah adalah kita melihat kesenangan sekarang dan sesaat, lalu lupa mahalnya harga yang harus kita bayar akibat keputusan yang diambil saat ini. Misalnya, Anda senang makan kue yang manis-manis. Memang kue manis enak di mulut, tapi kalau terlalu banyak akan berakibat buruk bagi kesehatan. Saat makan, Anda tidak peduli dampak buruknya.

Ketika Amsal mengatakan masa depan sungguh ada, artinya masa depanmu akan cerah jika engkau berhikmat dalam hidup. Jika Anda melihat segala konsekuensi perbuatan hari ini bagi masa depan Anda. Kalau kita memperhitungkan akibat buruk dari tindakan saat ini, kita akan menghindarkan diri dari keputusan yang keliru. Seringkali masa depan kita menjadi buruk bukan karena situasi atau perbuatan orang lain, tetapi karena keputusan salah yang kita ambil hari ini.

Sebaliknya, pilihan yang Anda buat hari ini mungkin tidak menyenangkan, membuat susah, tetapi jika didasari kebenaran Tuhan maka Anda akan punya masa depan yang indah. Saya memberi contoh dari kehidupan sehari-hari. Anak saya ingin bentuk badannya bagus. Karena itu, ia melatih tubuhnya (nge-gym). Di awal, otot-ototnya sakit, tubuhnya lelah, tetapi setelah sekian waktu, bentuk badan-nya semakin bagus. Tindakan yang menyakitkan pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang baik. Jika latihan jasmani saja memberi hasil yang bagus, apalagi latihan rohani. Ketika memutuskan untuk melatih rohani, Anda akan melihat dari sekarang masa depan yang cerah akibat dari keputusan Anda hari ini.

Anda ingin punya masa depan cerah? Ambillah keputusan yang benar, yang Anda yakin hasilnya akan baik di masa depan. Keputusan di dalam takut akan Tuhan.

Refleksi Diri:

  • Apa keputusan di masa lalu yang mungkin saat ini Anda lihat sebagai sebuah kekeliruan? Bagaimana Anda memperbaikinya?
  • Apa yang Anda lakukan saat ini agar bijaksana dalam membuat keputusan?