Bagikan artikel ini :

Matahari Yang Terburu-buru

Pengkhotbah 1:5

dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
- Efesus 5:16

Kemarin kita telah melihat bagaimana Salomo membandingkan bumi yang tetap ada meski manusia yang menghuninya telah lahir dan mati. Kini, Salomo melanjutkan dengan matahari yang begitu cepatnya terbit, terbenam, kemudian terbit lagi.

Ini menggambarkan hidup kita yang penuh dengan rutinitas. Setiap hari diisi dengan bangun, makan, kerja, tidur, diulang-ulang setiap hari. Tahu-tahu, satu bulan berlalu, tahun berganti tahun. Anak-anak telah bertumbuh dewasa dan mungkin meninggalkan kita. Di tengah rutinitas, waktu berjalan dengan begitu cepatnya, bak semut yang perlahan-lahan menggerogoti permen sampai tak bersisa. Waktu merampas segalanya dari kita: kesenangan masa muda, kesehatan, keterampilan dan kepandaian, orang-orang yang kita kasihi, bahkan suatu saat nyawa kita.

Tahu-tahu Anda sudah tua dan menyadari tidak dapat lagi melakukan berbagai hal yang ingin Anda lakukan di masa muda. Tahu-tahu anak-anak sudah dewasa dan mereka membenci Anda karena tidak pernah ada bagi mereka. Tahu-tahu kadar kolesterol dan gula melebihi batas sementara tulang punggung sering sakit karena Anda setiap hari selama delapan jam duduk di kantor memandangi komputer dan tidak pernah berolahraga. Tahu-tahu Anda menjadi orang asing dalam komunitas gereja karena begitu fokus dengan pekerjaan sehingga tidak pernah bersekutu dengan sesama orang percaya.

Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan bahwa “hari-hari ini adalah jahat”. Rutinitas membuat kita menjadi robot yang sama sekali tidak peka dengan apa pun yang terjadi, baik di dalam diri maupun di luar kita. Di satu sisi, rutinitas membuat kita seperti superhero Flash. Bedanya, Flash dengan kecepatannya berpindah tempat dengan cepat, kita dengan rutinitas kita berpindah waktu dengan cepat. Dan sebagaimana Flash tidak dapat memperhatikan apa yang dilewatinya karena ia berpindah tempat dengan begitu cepat, rutinitas menyebabkan kita tidak lagi memperhatikan, merenungkan atau berpikir tentang apa yang sedang terjadi.

Jika Anda mengalami ini, cobalah berhenti sejenak dari segala rutinitas. Sesudah pulang kerja, letakkan gawai dan komputer jinjing Anda. Jangan biarkan rutinitas mendistraksi Anda. Lakukan sesuatu di luar rutinitas: lakukan hobi, olahraga, jalan-jalan dengan keluarga Anda, dan sebagainya. Jangan biarkan rutinitas merenggut segalanya dari Anda.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sedang tenggelam dalam rutinitas yang mematikan kepekaan Anda?
  • Apa aktivitas yang bisa Anda lakukan hari ini untuk sejenak keluar dari rutinitas yang memenjarakan Anda?