Memberitakan Injil, Pilihan Atau Keharusan?
1 Korintus 9:16-23
Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
- 1 Korintus 9:16
Berdasar data United Nation World Population Prospects (UNWPP), jumlah penduduk dunia per Februari 2023 sudah menembus 8 miliar jiwa (8.005.176.000). Dari jumlah tersebut, yang beragama Kristen sekitar 32% (2,38 miliar jiwa) dan Islam 24,1% (1,8 miliar jiwa). Sisa yang 44% (3,82 miliar jiwa) menganut agama dan kepercayaan lainnya. Data riil di atas menyadarkan kita bahwa masih banyak jiwa (5,62 miliar) yang
terhilang dalam dosa. Jika mereka tidak mendengar berita Injil dan percaya kepada Kristus pasti akan binasa dalam hukuman kekal di neraka. Karena itu, tugas kita untuk bersaksi dan memberitakan Injil merupakan tugas yang sangat penting dan mendesak untuk dilakukan.
Ayat emas di atas adalah kesaksian dan komitmen Rasul Paulus secara pribadi untuk memberitakan Injil. Alasan Paulus memberitakan Injil sangatlah jelas. Bukan karena ingin mencari popularitas, bukan pula bermotifkan uang atau kekayaan materi, melainkan karena ia menyadari penginjilan adalah sebuah kewajiban. Mengapa disebut kewajiban? Karena penginjilan adalah Amanat Agung dari Tuhan Yesus Kristus (Mat. 28:19-20; Kis. 1:8). Selain itu, penginjilan sangat penting karena setiap orang berdosa membutuhkan Yesus, Sang Juruselamat yang menebus dosa mereka (1Kor. 9:19-23). Terakhir, kita memberitakan Injil karena Tuhan Yesus akan datang kembali untuk menghakimi setiap orang percaya dan membagikan upah kepada mereka yang taat melaksanakan tugas penginjilan (1Kor. 9:24-27). Jadi memberitakan Injil bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan atau kewajiban bagi Anda dan saya.
Sepenggal lirik lagu ini mungkin sering kita dengar. Berjuta jiwa tak tahu kemana kan pergi. Berjuta tangan terulur menantikan kasih. Oh Tuhan jadikanlah hidupku alat kasih-Mu yang melayani-Mu sepenuh hidupku. Lirik ini mengingatkan kita bahwa masih banyak jiwa tidak tahu kemana akan pergi setelah mati. Hanya Tuhan Yesus jawaban buat mereka. Marilah kita berdoa minta Roh Kudus mengobarkan kembali hati yang penuh kasih untuk bermisi. Biarlah hati kita menjadi semakin serupa hati Kristus yang penuh belas kasihan dan tergerak untuk menolong mereka dengan memberitakan Injil.
Refleksi Diri:
- Bagaimana respons Anda mengetahui masih banyak jiwa yang terhilang dalam dosa?
- Kapan terakhir kali Anda memberitakan Injil? Apa yang Anda akan lakukan untuk mengatasi sikap tidak peduli dan takut untuk memberitakan Injil?