Bagikan artikel ini :

Memori kepahitan

Kejadian 33:1-20

Karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkau pun berkenan menyambut aku.
- Kejadian 33:10

Memori kita biasanya lebih sulit untuk melupakan kejadian yang menyakitkan daripada yang menyenangkan. Peristiwa yang menyakitkan biasanya akan selalu terekam dalam memori. Esau pun demikian, ia punya dendam
terhadap Yakub. Di sisi lain, Yakub pun sadar bahwa ia memiliki kesalahan besar terhadap Esau. Ia takut sekali berjumpa dengan Esau (Kej. 33). Namun, akhirnya perseteruan antara kakak beradik ini berakhir dengan perdamaian. Keunikan dari perdamaiannya adalah setelah bertemu, sama sekali tidak ada pembicaraan mengenai pertikaian mereka di masa lalu.

Coba perhatikan perkataan Yakub sesudah berjumpa dengan Esau, “Melihat wajahmu bagiku serasa melihat wajah Allah.” (ay. 10). Perhatikan bahwa di perikop sebelumnya Yakub berjumpa dengan Allah dan ia tetap hidup (Kej. 32:22-32). Perjumpaan tersebut adalah suatu kemustahilan, tetapi karena kasih karunia, Allah mengizinkannya terjadi. Pertemuan dengan Esau, bagi Yakub adalah juga suatu kemustahilan. Esau punya dendam kesumat kepadanya, berhadapan langsung muka dengan muka dan Yakub masih tetap bisa hidup, itu adalah kasih karunia Allah. Tidak ada penjelasan lain. Orang yang memiliki dendam paling besar terhadap dirinya didamaikan oleh Tuhan, itu adalah faktor anugerah Tuhan. Amsal 16:7 mengatakan, “Jikalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia.” Tuhan yang mengubahkan hati Esau yang menaruh dendam selama dua puluh tahun lamanya kepada Yakub sehingga rekonsiliasi bisa terjadi.

Mungkin kita pernah merasa disakiti, dihakimi atau dikhianati oleh orang yang dekat dengan kita dan itu membuat kita pahit. Berdamai tidak semudah mengatakannya, tanpa anugerah Tuhan kita tidak mungkin melakukannya. Namun, kasih Kristus yang sangat besar sudah mendamaikan kita dengan Allah. Kasih karunia itulah yang memampukan kita berdamai dengan orang yang paling sulit sekalipun di dalam hidup kita. Anda mau berdamai dengan seteru Anda? Mulailah dengan berdoa meminta pertolongan Tuhan. Memori menyakitkan mungkin tidak pernah hilang sampai akhir hidup kita, tetapi kita bisa menyelesaikannya di dalam kasih Kristus.

Refleksi Diri:

  • Apakah sampai saat ini Anda memiliki kepahitan kepada seseorang?
  • Maukah hari ini Anda mulai mendoakan orang tersebut, memohon pertolongan Tuhan Yesus untuk dimampukan mengampuninya?