Menegakkan Keadilan dan Kemakmuran
Amos 5:14-25
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang;
-Amos 5:14-15a
Pada zaman Amos, bangsa Israel hidup dalam kemakmuran dan kesuksesan, sampai-sampai mereka berpikir dapat hidup dengan kekuatan sendiri serta merasa tidak perlu Tuhan dan orang lain. Dalam kemakmurannya, orang
Israel yang berkuasa mengeksploitasi orang-orang lemah dan miskin, mereka tidak peduli atas penderitaan orang-orang ini. Mereka bahkan mempersulit hidup orang-orang yang tak berdaya dengan merampas dan mengenakan pajak yang tinggi. Mereka pikir itu adalah hal yang umum, lagipula mereka masih rajin beribadah kepada Allah. Mereka tampak saleh, tapi kesalehan mereka palsu karena dihidupi tanpa iman yang sejati kepada Allah. Mereka bahkan menantikan “hari Tuhan” ketika para musuh akan dihakimi. Mereka tidak mempersiapkan diri pada realita bahwa mereka pun akan dihakimi, bahkan dituntut lebih dibanding yang lain.
Kondisi bangsa Israel ini dapat pula dialami oleh orang-orang Kristen di Indonesia pada masa kini. Kita mungkin terlena dengan kenyamanan hidup di tengah tingginya tingkat kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi di sekeliling kita. Di penghujung 2015, Bank Dunia melaporkan bahwa laju kesenjangan di Indonesia bergerak lebih cepat dibanding negara-negara lain di Asia Timur. Pada satu dasawarsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih banyak dinikmati oleh kaum kaya yang jumlahnya mencapai 20% dari total penduduk. Dalam rentang tahun 2002-2014, jumlah orang miskin, yaitu mereka yang belanja bulanan-nya di bawah Rp. 300 ribu per orang, hanya berkurang 2% saja.
Hai saudaraku, sebagai warga negara Indonesia yang diberi kedudukan dan pengaruh di dalam masyarakat, mari kita pikirkan peran apa yang Tuhan Yesus mau kita lakukan untuk membantu membangun perekonomian negara, serta memperbaiki kondisi bangsa Indonesia. Janganlah kita terlena oleh kedudukan atau bahkan kenyamanan hidup sehingga kita mengabaikan orang-orang yang membutuhkan bantuan ekonomi dan sosial. Ingat! Kedudukan yang dipercayakan kepada kita, datangnya dari Tuhan. Marilah kita menyebarkan pengaruh yang membawa keadilan dan kemakmuran bagi masyakarat kecil yang ada di sekitar lingkungan kita.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah terlalu terlena oleh kenikmatan hidup dan kedudukan yang Anda miliki saat ini?
- Bagaimana Anda bisa membawa keadilan dan kemakmuran ke tengah masyarakat di dalam konteks Indonesia masa kini?