Bagikan artikel ini :

Mengandalkan Atau Mengabaikan Tuhan?

1 Samuel 23:1-14

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
- Amsal 3:5-6

Kisah Daud jadi buronan Saul masih berlanjut, malah semakin seru. Saul sebenarnya tahu bahwa cepat atau lambat takhta akan jatuh ke tangan Daud (1Sam. 23:17). Akan tetapi, Saul bukan Saul kalau ia tidak mencari segala cara untuk menggagalkan rancangan Tuhan. Di sisi lain, Tuhan melihat bahwa Daud belum siap menduduki takhta secara de facto. Tuhan masih perlu mendidik Daud untuk mengatasi rasa takutnya dan lebih beriman. Dalam pasal ini, kita masih menemukan keraguan dalam diri Daud untuk percaya kepada Tuhan (ay. 2,4). Inilah realita perjalanan iman. Naik-turun. Ada masa kita sangat percaya kepada Tuhan (seperti iman Daud ketika berhadapan dengan Goliat), tetapi ada pula masa kita menjadi takut dan ragu-ragu.

Dalam pasal ini kita melihat bahwa Saul sangat percaya diri dan percaya pada kemampuan akalnya untuk menangkap Daud (ay. 7). Saul berpikir bahwa Daud pasti dengan mudah akan tertangkap. Ia tahu Daud itu cerdik maka harus dihadapi dengan kecerdikan (1Sam. 23:22-23). Saul lupa bahwa ada Pribadi lain yang terlibat dalam jalinan kisah ini, yaitu Tuhan. Peran Tuhan sangat dominan dalam kisah ini. Tercatat empat kali Tuhan berkata-kata kepada Daud, tetapi tidak sekalipun Dia berkata-kata kepada Saul. Daud juga selalu bertanya dan berkata-kata kepada Tuhan. Relasinya dengan Tuhan demikian dekat. Itu karena Tuhan hadir, memimpin dan memelihara Daud.

Kita bisa seperti Saul, menghadapi masalah dengan pendekatan rasional. Buat strategi ini-itu. Namun, tanpa melibatkan Tuhan, semua itu sia-sia (Mzm. 127:1,2). Berbeda dengan Daud, ia menghadapi masalah dengan iman. Beriman pada penyertaan dan pemeliharaan Tuhan. Beriman bahwa Tuhan memimpin hidup kita menuju penggenapan rancangan-Nya. Bahwa Dia menyertai kita sepanjang perjalanan hidup. Tentu saja seperti yang dialami Daud, Tuhan tidak pernah menjanjikan kemudahan, kenyamanan, apalagi kebebasan dari kesulitan. Yang Tuhan janjikan adalah penyertaan dan pemeliharaan. Itu sudah lebih daripada cukup. Jadi, jangan takut jika Anda sedang menghadapi masalah besar hari ini. “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Rm. 8:31b).

Refleksi Diri:

  • Apa perbedaan sikap Saul dan Daud dalam menghadapi masalah? Apakah kecenderungan Anda lebih seperti Saul atau Daud?
  • Apakah Anda selalu mengandalkan Tuhan Yesus saat menghadapi masalah?