Bagikan artikel ini :

Mengapa Dan Bagaimana Itu Penting

1 Korintus 10:23-31

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
- 1 Korintus 10:31

Saya sering ditanya orang Kristen, “Itu dosa nggak, Pak?” Yang ia maksud adalah apakah perbuatan tertentu itu dosa atau tidak. Kadangkala pertanyaannya berlanjut, “Ayatnya mana?” Saat saya menunjukkan ayat tertentu, ia jadi lebih yakin. Pertanyaan semacam itu didasari pola pikir yang keliru tentang menjadi orang Kristen, yaitu orang Kristen hidup untuk menghindari dosa dan hukuman Allah. Kalau bisa menghindari dosa maka saya sudah menjadi orang Kristen sejati. Oleh sebab itu, Alkitab dianggap buku yang berisi aturan ini boleh, itu tidak boleh, ini benar, itu salah.

Rasul Paulus memberikan prinsip penting bagi kehidupan orang Kristen, yaitu apa yang kita perbuat penting, tetapi mengapa, bagaimana, dan untuk siapa kita melakukannya jauh lebih penting lagi. Dengan kata lain, sebelum melakukan sesuatu, tanyakan kepada diri sendiri, apa motivasi perbuatan kita.

Tidak ada perbuatan tanpa motivasi. Misalnya, ketika saya memberi uang kepada pengemis di pinggir jalan, motivasi saya bisa belas kasihan, beramal atau menghindari gangguan. Motivasilah yang menentukan apakah perbuatan saya berkenan atau tidak di hadapan Allah. Percuma saya berbuat benar tetapi dilandasi motivasi yang tidak tulus dan dilakukan dengan cara yang tidak baik. Perbuatan semacam itu tidak bernilai di hadapan Allah. Seperti kata Rasul Paulus dalam 1 Korintus 13:3, “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.”

Sebagai orang Kristen, kita jangan terjebak dalam pola pikir agama atau keyakinan lain: benar-salah; baik-buruk dosa; pahala-hukuman. Tentu saja Tuhan Yesus menghendaki kita berbuat baik dan benar, tetapi kebaikan dan kebenaran itu harus dilandasi motivasi dan cara yang benar pula. Aturan dari Allah hanyalah penuntun untuk hidup berkenan kepada-Nya. Kita hidup untuk Allah, bukan untuk aturan. Mari sekali lagi saya mengajak dan ingat selalu akan nasihat Rasul Paulus, lakukan segala sesuatu supaya nama Tuhan Yesus selalu dimuliakan.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda memandang Alkitab selama ini? Apakah sebagai buku aturan atau penuntun hidup yang berkenan di dalam Tuhan?
  • Apa motivasi di balik setiap tindakan kasih yang saya lakukan kepada orang lain?