Bagikan artikel ini :

Mengapa Hidup Dalam Penyesalan?

Kejadian 50:15-21

Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.
- Kejadian 50:21

Kita semua memiliki penyesalan. Kesalahan keputusan, tindakan dan perkataan di masa lalu yang merugikan diri, keluarga, dan orang lain, sering kali kita baru menyadarinya sekarang dan itu membawa pada penyesalan.

Kami pun menyesali beberapa hal yang dilakukan di masa lalu dan berharap tidak melakukannya. Misalnya, ketika di Shijiazhuang, saya ingat Tuhan pernah mengingatkan untuk membantu seseorang yang biasa mangkal di sudut jalan. Namun saat lewat di depannya, saya menundanya dan ketika keesokan hari saya membawa sedikit bantuan, ternyata orang itu sudah wafat. Hampir dua puluh tahun berlalu, saya kadang-kadang masih memikirkannya dan menyesali apa yang saya perbuat.

Mungkin terbesit di benak beberapa tindakan yang Anda sesali. Mungkin orang lain tidak mengetahui apa yang Anda lakukan. Dan ketika memikirkannya, mungkin Anda dipenuhi dengan perasaan takut ketahuan atau tertuduh atau penyesalan yang tak terlupakan di hati sampai sering mengganggu hidup Anda. Datanglah kepada Yesus, Dia mengampuni kesalahan masa lalu dan juga sikap kita yang sulit memaafkan diri sendiri. Terlalu menyesali hanya akan membuat Anda lupa untuk bersiap memperbaiki diri.

Saudara-saudara Yusuf telah menjualnya sebagai budak bertahun-tahun sebelumnya dan berbohong untuk menutupinya (lih. Kej. 37-45). Ketika tahu Yusuf menjadi penguasa yang berkuasa, mereka takut Yusuf akan menghukum mereka dan menuntut balas apa yang telah mereka lakukan terhadapnya. Namun ternyata, Yusuf memaafkan mereka.

Mereka menyesali perbuatan di masa lalu dan segera pulih menjalani masa sekarang. Yusuf meyakinkan mereka supaya tidak perlu takut karena ia telah melupakan kesalahan mereka dan akan terus merawat keluarganya.

Tuhan tidak ingin kita hidup dalam ketakutan dan tenggelam dalam penyesalan atas apa yang telah kita lakukan. Datanglah kepada-Nya di dalam Kristus, Allah telah mengampuni kita sepenuhnya atas semua kesalahan yang telah dilakukan. Pengorbanan Yesus bagi kita telah membayar harga untuk semua pelanggaran masa lalu. So, jangan hidup dalam penyesalan berkepanjangan yang pada akhirnya bisa merugikan diri sendiri dan orang di sekitar Anda.

Salam tidak hidup dalam penyesalan.

Refleksi diri:

  • Apa kesalahan masa lalu yang sampai saat ini masih menjadi penyesalan bagi Anda? Sudahkah Anda datang kepada Yesus yang mampu menebus kesalahan tersebut?
  • Bagaimana sekarang Anda akan menjalani kehidupan yang tanpa penyesalan?