Bagikan artikel ini :

Menghayati Allah Yang Mahahadir

Mazmur 139:7-12

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
- Mazmur 139:7

Secara logika konsep kemahahadiran Tuhan tidak bisa dicerna akal sehat. Bagaimana mungkin Tuhan Mahahadir, padahal kita tidak melihat siapa-siapa? Kaum humanisme tidak percaya doktrin ini. Bahkan kaum realisme menyatakan tidak mungkin sebab menurut mereka Tuhan sudah mati (God is dead). Sebutan Mahahadir dikenakan kepada Tuhan dikaitkan dengan keberadaan-Nya yang senantiasa hadir di segala tempat, situasi, dan waktu. Namun, kehadiran-Nya bukan seperti kehadiran manusia dalam wujud yang bisa disentuh, dilihat atau diukur, melainkan hanya bisa dirasakan dan dihayati dengan iman kepercayaan.

Ayat di atas berisi kekaguman Daud akan kemahahadiran Allah. Ini menyatakan beberapa hal tentang kemahahadiran-Nya:
1. Allah selalu mengawasi kita. Allah hadir dimana-mana maka Dia tahu segala sesuatu tentang diri kita, langit dan bumi mencakup seluruh ciptaan-Nya.
2. Kita tidak dapat lari dari perhatian Allah. Allah ada di langit, di dunia orang mati, di pelosok dunia, di mana-mana (ay. 8). Seperti Yunus yang berusaha lari dari panggilan Allah ke Tarsis, menjauh dari hadapan-Nya, tapi Tuhan menangkapnya.
3. Kita tidak dapat menutupi diri dengan selubung apa pun. Tidak ada kegelapan yang paling pekat yang mampu menyembunyikan kita dari pandangan Allah (ay. 11-12).

Kemahahadiran Tuhan di semua tempat adalah utuh bukan sebagian-sebagian. Di waktu yang sama Tuhan hadir di tempat yang berbeda dengan seluruh keberadaan-Nya. Untuk hadir di suatu tempat, Tuhan tidak perlu meninggalkan tempat lain.

Apa dampak positif dari kemahahadiran Tuhan dalam hidup kita?
1. Memberi kekuatan dan penghiburan di saat kita lemah, sedih atau berduka. Meskipun tak seorang pun hadir ketika kita mengalami masalah berat, kita tidak perlu kecewa, tawar hati atau mengasihani diri sendiri, sebab Tuhan senantiasa hadir.
2. Memberi kita peringatan di saat hendak berbuat dosa. Tuhan selalu hadir mengingatkan orang berdosa dengan berbagai cara, tapi terkadang orang tidak menyadari dan mengindahkan-Nya, bahkan mengeraskan hati sehingga tetap berbuat dosa.

Marilah kita selalu menyadari kehadiran Tuhan di dalam hidup. Yuk, berpikir, bersikap, dan bertindak seperti yang Tuhan maui, bukan berdasar apa yang kita maui.

Refleksi Diri:

  • Sadarkah Anda akan kemahadiran Allah yang mampu mengatasi segala kesulitan (sakit, krisis, kekecewaan, kesepian) yang Anda hadapi?
  • Apa dampak yang paling Anda rasakan dari kemahadiran Allah di dalam hidup Anda?