Menghidupi Injil Untuk Menjadi Berkat
Filipi 1:27-30
Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, ...
- Filipi 1:27
Mahatma Gandhi adalah sosok pemimpin India yang mengagumi Yesus, tapi sayang tetap memegang iman kepercayaannya yang lama sampai akhir hayat. Ia mengalami kekecewaan dengan tingkah laku orang-orang Kristen sehingga bergumul saat akan menerima Yesus. Ia ragu akan kekristenan yang mengklaim tentang kebenaran, tetapi tidak melakukan kebenaran Injil dalam kehidupan nyata.
Sungguh sayang kesaksain hidup orang Kristen di sini justru menjadi batu sandungan. Kekristenan sesungguhnya tidak hanya berbicara tentang penginjilan dan keselamatan, tetapi juga berbicara bagaimana menghidupi keselamatan. Hidup yang diubahkan Injil dan terus bertumbuh di dalamnya untuk menjadi berkat. Paulus di dalam ayat emas menggunakan kata “hidupmu” atau bahasa aslinya adalah politeuomai, yang dapat diartikan hidup sebagai warga negara, yaitu warga negara Kerajaan Allah. Jemaat Filipi diperintahkan bukan hanya mengakui dan mengetahui Injil, tapi juga hidup sesuai dengan Injil Kerajaan Allah.
Saat menulis pesan ini Paulus sedang dipenjara. Ia menitikberatkan pesannya bukan kepada dirinya melainkan pada Injil saat mengungkapkan keinginannya untuk berkunjung. Paulus berharap jemaat Filipi benar-benar menghidupi Injil, bukan hanya pencitraan. Seandainya Paulus tidak datang, ia dapat mendengar bagaimana kualitas hidup yang dimiliki jemaat, yaitu teguh berdiri dalam satu roh dan sehati sejiwa untuk iman yang timbul dari berita Injil, dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawan. Ada kesatuan di antara saudara seiman, tidak ada konflik, yang ada adalah keharmonisan. Sekalipun jemaat Filipi hidup di dalam ancaman penganiayaan, mereka tetap teguh berdiri berpadanan dengan Injil, serta tidak gentar untuk terus memberitakan Injil.
Paulus setelah mengenal Kristus adalah teladan hidup yang berpadanan dengan Injil. Apa yang Injil catat, ia hidupi. Paulus memiliki integritas. Meski di tengah himpitan aniaya, ia tidak gentar untuk tetap memberitakan Injil. Paulus mengajar Injil, merintis gereja-gereja baru, dan hidupnya menjadi berkat sampai hari ini. Melalui hidupnya, Tuhan Yesus dipermuliakan.
Saudaraku, apa yang diajarkan oleh Injil, hendaklah bukan menjadi pengetahuan belaka, tapi marilah dihidupi agar hidup Anda dapat menjadi lilin yang bercahaya di tengah gelapnya malam.
Refleksi Diri:
- Apakah hidup Anda sudah berpadanan dengan Injil?
- Apakah Anda sudah mengabarkan Injil seperti yang diperintahkan firman Tuhan?