Bagikan artikel ini :

Menikmati hidup bersama pasangan

1 Petrus 3:1-7

Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari ...
Pengkhotbah 9:9a

Ada yang menarik dari hubungan sepasang pria wanita, yaitu terdapat perlakuan yang berbeda di antara mereka semasa sebelum (pacaran) dan sesudah menikah. Dulu pada masa pacaran, ingin berlama-lama dengan pasangan. Namun ketika sudah menikah, belum tentu bisa tahan satu jam menikmati kebersamaan dengan pasangan. Dulu mau berkorban apa pun demi pasangan. Namun sekarang ketika dimintai tolong oleh pasangan, banyak alasan diberikan.

Mengapa bisa muncul perbedaan sikap tersebut? Penyebabnya bisa karena kesibukan suami-istri yang membuat kedekatan semakin berkurang. Bisa juga karena terjadi konflik berkepanjangan sehingga keinginan untuk dekat satu sama lain sudah pudar. Akhirnya, pasangan yang seharusnya menjadi teman hidup terindah, berubah jadi musuh utama.

Pengkhotbah dengan hikmatnya melihat bahwa keindahan hidup ini justru terletak di dalam menikmati hubungan suami-istri. Salomo sadar bahwa kehidupan di dalam dunia ini adalah kesia-siaan, bukan sesuatu yang ideal untuk dijalani. Akibat dosa, hidup kita jadi penuh penderitaan dan pergumulan. Walaupun demikian, kita sebenarnya tidaklah sendirian. Kita memiliki pasangan seumur hidup yang menemani perjalanan hidup.

Bagaimana kita bisa seumur hidup menikmati hidup dengan pasangan?
Pertama, mengasihinya dengan sepenuh hati. Kasihlah yang dapat membuat kita bertahan menghadapi berbagai tantangan hidup kita. Kasih membuat kita tetap setia dengan pasangan kita. Kasih memampukan kita mengampuni pasangan kita walaupun sulit.

Kedua, sadar bahwa pasangan kita adalah karunia dari Tuhan. Pemberian terbaik dalam hidup selain keselamatan kita bukanlah harta, tahta, atau apa pun juga, melainkan pasangan kita. Rancangan terbaik Tuhan atas hidup kita adalah pasangan hidup kita. Tuhan tahu karakter, kelemahan dan kelebihan kita sehingga Dia memberikan yang paling tepat dan sepadan sebagai pasangan hidup. Keterbatasan kita tertutupi oleh penolong dan penopang hidup kita.

Jangan sakiti pasangan kita karena Petrus berkata, "Hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang" (1Ptr. 3:7). Syukurilah pasangan hidup Anda, niscaya Anda akan menikmati hubungan yang terindah di dalam hidup.

MENYIA-NYIAKAN HADIAH TERBESAR DARI TUHAN YESUS, YAITU PASANGAN ANDA, ADALAH KEBODOHAN TERBESAR.