Bagikan artikel ini :

Meninggalkan-Mu, Kehilangan-Mu

2 Tawarikh 15:1-19

TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya.
- 2 Tawarikh 15:2b

Raja Asa adalah raja Yehuda. Ia memulai pemerintahannya dengan baik, melakukan apa yang benar dan baik di mata Tuhan. Pemerintahannya membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam segi spiritual, ia juga membuat pembaruan rohani. Raja Asa memerintahkan orang Yehuda supaya mereka mencari Tuhan dan mematuhi hukum-hukum dan perintah-Nya. Bahkan ia membuat upacara untuk menyatakan komitmen mencari Tuhan. Yang tidak mencari Tuhan dihukum mati. Ia juga mendengarkan perkataan Nabi Azarya bin Oded untuk menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim.

Pada tahun ketiga puluh enam pemerintahan Asa majulah Baesa, raja Israel, hendak berperang melawan Yehuda. Nabi Hanani menegurnya, mengingatkan Asa untuk bersandar kepada Tuhan. Reaksinya? “Maka sakit hatilah Asa karena perkataan pelihat itu, sehingga ia memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu...” (2Taw 16:10). Sejak saat itu, Asa semakin buruk perilakunya. Tiga tahun kemudian kakinya sakit, semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan Tuhan tetapi pertolongan tabib-tabib. Dua tahun kemudian ia meninggal dunia. Asa berhasil membawa bangsanya untuk mencari Tuhan tetapi ketika krisis terjadi, ia justru meninggalkan Tuhan. Ia tidak lagi memercayakan diri kepada Tuhan. Yang ia cari adalah kekuatan militer untuk membantunya menang perang dan dokter atau obat untuk menyembuhkan penyakitnya.

Saat krisis adalah saat yang menentukan. Pada saat itu, kepada siapa kita berpaling? Kepada siapa kita mencari pertolongan? Tentu tidak salah meminta bantuan manusia. Menjadi salah adalah jika kita lebih percaya kepada manusia daripada kepada Tuhan Yesus. Pada saat kita berhenti berharap dan bersandar kepada Allah, saat itulah kita kehilangan berkat-Nya. Jika selama ini kita selalu mendengar kata “Immanuel” (Allah beserta kita), maka 2 Tawarikh 15:2 memberi wawasan yang melengkapinya: Tuhan beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Kita beserta dengan Dia ketika kita mencari-Nya pada segala waktu.

Refleksi diri:

  • Di tengah krisis kehidupan, siapa yang Anda andalkan sebagai tempat meminta pertolongan?
  • Apakah Anda setia mencari Tuhan di saat-saat tersebut?