Bagikan artikel ini :

Menjadi bagian keluarga Allah

1 Timotius 2:14-16

Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
- 1 Timotius 3:15

Alkitab dengan jelas menyebutkan bahwa gaya hidup jemaat adalah gaya hidup sebuah keluarga. Gambaran gaya hidup gereja sebagai sebuah keluarga juga didemonstrasikan dengan jelas oleh jemaat mula-mula yang saling membagikan hidup mereka dalam kelompok-kelompok kecil, dari rumah ke rumah (Kis. 2:46b).

Status kita dalam keluarga diperoleh melalui kelahiran. Sebagai anggota keluarga, entah kita berprestasi atau tidak, termasuk anak yang baik atau tidak, kita tetap akan diakui sebagai bagian dari keluarga, bahkan seringkali kita menerima lebih banyak perhatian dibanding saudara-saudara yang lain. Meskipun di antara anggota keluarga, ada yang pintar ada yang bodoh, ada yang jelek wajahnya ada yang tampan, perbedaan-perbedaan itu sepertinya tidak menjadi penting. Betapa luar biasanya konsep dan rahasia hubungan ini!

Inilah sebabnya konsep keluarga adalah dasar yang kokoh bagi hubungan-hubungan dalam gereja. Anggota-anggota keluarga akan saling berhubungan dengan baik karena tidak lagi mempermasalahkan perbedaan, tetapi sebaliknya saling menghargai. Kita bukan lagi orang asing melainkan kawan dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. (Ef. 2:19).

Betapa menyedihkannya bila melihat gereja-gereja masa kini yang banyak dikelola lebih seperti sebuah lembaga bisnis daripada sebuah keluarga. Tidak heran jika hubungan-hubungan yang ada dan dibangun dalam gereja menjadi lebih kepada hubungan organisasi daripada sebuah hubungan organisme yang saling berbagi. Bukan hubungan bapak dan anak, tapi lebih pada bos dan karyawan. Bukan mementingkan people, tapi lebih mementingkan program. Akibatnya, manajemen dan birokrasi membunuh kreatifitas sebuah keluarga, menghambat hubungan alamiah tercipta, dan juga mematikan inspirasi serta visi tiap-tiap keluarga rohani tersebut.

Martin Luther mereformasi gereja dari kebiasaan yang salah dan menyesatkan karena tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Hari ini, gereja terkadang tidak menyadari bahwa mereka sudah tersesat sedemikian jauh karena membangun organisasi dan pelayanan gereja tidak seperti prinsip dan semangat ajaran Alkitab, melainkan dengan hikmat sendiri. Hakekatnya haruslah sesuai dengan Alkitab, kita harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni “jemaat dari Allah yang hidup”. Oo berniatkah kita untuk mereformasi, mulai dari diri sendiri? Salam keluarga Allah.

Refleksi Diri:

  • Apakah kehidupan dan atmosfer gereja Anda benar terasa seperti sebuah keluarga?
  • Bagaimana Anda akan memulai mereformasi diri supaya bisa membangun suasana keluarga Allah di gereja Anda?