Bagikan artikel ini :

Menjadi Lebih Kuat

1 Petrus 5:6-14

Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
- 1 Petrus 5:10

Seorang filsuf mengatakan, “Apa pun yang tidak membunuh saya, akan membuat saya lebih kuat.” Yang dimaksud dengan ucapan itu adalah bahwa seseorang bisa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih baik, lebih cerdas melalui penderitaan yang dialaminya. Penderitaan apa pun jenisnya, seberat apa pun, sejauh itu tidak merenggut nyawa, bisa membuat hidup manusia lebih kokoh. Tentu saja ada syaratnya, yaitu disikapi dengan benar dan tepat. Bandingkan dengan pepatah Indonesia: pengalaman adalah guru yang terbaik. Melalui pengalaman (apalagi yang pahit), kita belajar hal-hal baru yang menjadikan diri kita lebih baik.

Rasul Petrus berbicara tentang penderitaan sebagai bagian dari perjalanan iman. Panggilan ikut Tuhan Yesus mencakup panggilan menderita bersama Yesus. Jalan menuju sorga adalah jalan salib. Dalam perjalanan itu, Allah akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita. Kita bertambah kuat bukan karena kesanggupan kita tetapi karena kesanggupan dari Allah. Jadi, faktor utama dari bertambah kuatnya diri kita bukan dari dalam diri kita sendiri, juga bukan karena kita berhasil menarik pelajaran dari pengalaman itu tetapi dari Allah, sumber segala kasih karunia. Dia “empunya kuasa sampai selama-lamanya” (1Ptr. 5:11). Bahkan di dalam penderitaan yang paling berat pun, kasih karunia Allah tidak pernah habis, seperti sumur yang tidak pernah kering.

Penderitaan itu memang buruk tetapi kalau harus dialami, ya, hadapi saja. Mau kita hindari pun tetap tidak bisa. Rasul Petrus menyebut Iblis sebagai salah satu penyebab penderitaan. Sikap kita adalah “lawanlah ia dengan iman yang teguh” (1Ptr. 5:9). Apa pun penderitaannya, siapa pun penyebabnya, jangan menyerah tetapi lawan dengan iman yang teguh. Pada saat yang sama, kita berserah di bawah tangan Tuhan yang kuat, yang memelihara kita (1Ptr. 5:7). Jadi, jika disikapi dengan benar, penderitaan tidak akan menghancurkan hidup kita, tetapi akan membuat kita lebih kuat.

Refleksi diri:

  • Apa pengalaman penderitaan masa lalu yang justru setelah Anda renungkan membuat Anda lebih kuat? Mengapa Anda bisa kuat saat itu?
  • Sebagai seorang pengikut Kristus, apakah Anda siap menderita bagi Yesus?